youngster.id - Kementerian Luar Negeri menggandeng 11 Universitas di 10 kota menggelar acara “Bincang Polugri Bersama Kemlu”. Dalam program ini Kemlu mengajak mahasiswa untuk ikut memahami dan mencermati tentang bagaimana kondisi dan capaian Politik Luar Negeri Indonesia di kancah global selama sepuluh tahun terakhir.
Menlu Retno Marsudi mengatakan, acara ini adalah sebagai upaya diseminasi informasi kebijakan luar negeri Indonesia kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat Indonesia secara luas. Kegiatan ini juga merupakan bentuk pertanggungjawaban, transparansi dan akuntabilitas Kementerian Luar Negeri atas tugas pokok yang telah dilaksanakan.
Menlu berharap acara Bincang Polugri dapat memberikan wawasan baru kepada kalangan civitas akademika terkait kondisi ekonomi, sosial, politik, dan masyarakat serta langkah diplomasi yang diambil Indonesia berdasarkan isu dan tantangan saat ini di kancah global.
“Selama hampir 10 tahun, Polugri Indonesia dijalankan secara konsisten berdasarkan prinsip bebas-aktif, berkiblat kepada kepentingan nasional dan terus berkontribusi bagi perdamaian dunia, sesuai mandat Konstitusi,” tegas Menlu Retno, Rabu (10/1/2024).
Lebih jauh, melalui kaca mata mahasiswa dapat melihat, merasakan dan mengapresiasi capaian kinerja diplomasi dan kebijakan luar negeri Indonesia. Kemlu mengakui pentingnya mahasiswa sebagai agen perubahan dalam politik luar negeri. Mahasiswa merupakan aset bangsa yang memiliki potensi besar dalam memperjuangkan isu-isu politik luar negeri. Mahasiswa sering kali menjadi suara dan agen perubahan yang kuat dalam diplomasi publik. Sebagai salah satu pemangku kepentingan dari generasi milenial, para mahasiwa memiliki potensi dan kapasitas untuk mempengaruhi opini publik, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, terkait kebijakan politik dan isu-isu penting lainnya.
Acara “Bincang Polugri Bersama Kemlu” ini dilaksanakan di Universitas Indonesia, Universitas Andalas, Universitas Esa Unggul Jakarta, Universitas Pasundan, Universitas Diponegoro, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Airlangga, Universitas Hasanuddin, Universitas Mulawarman dan Universitas Warmadewa. Di setiap universitas dimaksud, Kemlu menghadirkan pejabat setingkat Eselon Satu sebagai narasumber utama serta civitas akademika setempat.
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Andy Rahmianto menggarisbawahi capaian Diplomasi Pelindungan selama 9 tahun terakhir di mana Kemlu telah berhasil menyelesaikan 218.313 kasus WNI di luar negeri seperti evakuasi WNI dari wilayah konflik, penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), penyelesaian kasus keimigrasian dan ketenagakerjaan, dan beragam kasus lainnya.
“Hal ini dapat dicapai berkat perubahan paradigma: bahwa Perwakilan RI adalah Rumah Indonesia, Diplomat adalah pelayan warga negara Indonesia, serta pembangunan sistem pelindungan WNI di Kemlu dan Perwakilan RI,” ujar Andy.
Kemlu juga telah melakukan sejumlah inovasi dan terobosan antara lain dengan pembangunan Indonesian Seafarer Corner, penyusunan MoU Bilateral termasuk One Channel System dengan Malaysia dan Arab Saudi, Kerja sama di tingkat regional dan multilateral untuk penanganan kejahatan transnasional, serta inovasi digital dalam bentuk pengembangan Portal Peduli WNI, Safe Travel dan SMS Blast.
HENNI S.