youngster.id - Enpact organisasi non-profit yang fokus pada pemberdayaan wirausahawan, meluncurkan empower magazine yang berisi research-based review tentang index keramahan startup atau startup friendliness index (SFI) di kota-kota di Asia. Jakarta menjadi salah satu kota dengan indeks SFI tertinggi di Asia.
Laporan tersebut menyoroti tren inovasi, serta melacak dan menilai tren ekosistem startup Asia. Singapura, Jakarta, dan Bengaluru (India) dipilih sebagai fokus utama pada edisi pertama ini karena statusnya sebagai salah satu pusat inovasi yang paling berkembang di kawasan Asia.
Sebagai pusat startup dan inovasi di Asia yang diakui secara global, Singapura memperoleh skor SFI sebesar 69,09 dan secara konsisten menempati peringkat tinggi pada berbagai domain dalam SFI. Bahkan beberapa diantaranya mendapatkan skor sempurna seperti tingkat kualitas peraturan pemerintah, serta pengendalian korupsi dan penyuapan.
Namun, ulasan dalam empower juga mencatat tingginya biaya hidup di Singapura, tingkat kompetisi tenaga kerja yang sangat ketat, serta sulitnya akses untuk memperoleh sumber pendanaan tahap awal menjadi tantangan terbesar startup di Singapura.
Sementara Indonesia, sebagai negara terpadat keempat di dunia dan memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar ke-10, merupakan pusat startup yang paling berkembang pesat di Asia. Jakarta dilaporkan memiliki skor SFI 43,23. Disokong oleh kekuatan utama pada infrastruktur teknologi yang maju, pasar yang besar dan murah, dan sumber daya manusia yang berkualitas.
Bahkan lima startup unicorn yang ada di Indonesia semuanya berbasis di Jakarta. Sektor Fintech, khususnya, telah berkembang sebanyak 83% selama periode September 2019 hingga Agustus 2020.
Tantangan ekosistem startup di Jakarta diantaranya tingkat polusi yang tinggi, peningkatan biaya hidup dan kepadatan penduduk yang signifikan, serta adanya kebijakan pembatasan kuota yang diberlakukan secara nasional.
Sedang untuk India, mengawali evolusi Bengaluru menjadi salah satu pusat teknologi dan inovasi terdepan di negara tersebut. Dengan skor akhir SFI 48,45, Bengaluru menjadi lokasi yang menarik bagi startup karena kemudahannya dalam merekrut tenaga kerja berkualitas, berfokus pada pelatihan internal, penetrasi teknologi informasi dan komputer yang kuat, dan budaya kewirausahaan yang diterima secara luas. Namun, Bengaluru mengalami kendala karena adanya bias dari para investor terhadap perusahaan B2b dan mengadopsi ide-ide yang lebih “aman”, serta tingkat aktivitas perdagangan yang rendah di India.
Selain analisis mendalam tentang ekosistem startup, laporan dari enpact yang bekerjasama dengan Departemen Senat Berlin dan Redhill Communications juga menyajikan insight menarik dari para pemimpin startup di Singapura, Jakarta, dan Bengaluru dalam berbagai topik.
Metode pengukuran SFI terbagi menjadi enam domain vital yang mendorong kewirausahaan, yaitu sumber daya manusia, kemampuan finansial, infrastruktur, startup scene, kondisi pasar, dan keadaan ekonomi makro; yang kemudian dibagi lagi dalam 17 sub domain. Kota dengan performa terbaik di setiap kategori tersebut akan diberikan score tertinggi 100 meliputi faktor-faktor yang paling bermanfaat bagi lingkungan startup.
STEVY WIDIA