youngster.id - VMware Banking Consumer 2020 Study mendapati bahwa pengguna di Indonesia menaruh kepercayaan yang tinggi terhadap tingkat keamanan pada sejumlah metode pembayaran digital melalui peranti terkoneksi. Dompet digital, maupun pembayaran melalui aplikasi dan QR Code mulai jadi primadona transaksi non tunai.
Penerimaan konsumen yang tinggi terhadap model pembayaran nontunai membawa angin segar bagi kesuksesan gerakan nontunai di Indonesia. Cin Cin Go, Country Manager, VMware Indonesia mengungkapkan, Dewan Nasional Keuangan Inklusif melaporkan bahwa total volume transaksi yang tercatat dari bulan Januari hingga Oktober 2017 diperkirakan mencapai 5.602 juta transaksi dengan total valuasi transaksi mencapai Rp 5.361 triliun.
“Indonesia tengah gencar dalam mengadopsi metode pembayaran digital. Pertumbuhan transaksi nontunai yang tinggi mendorong akselerasi standarisasi pembayaran melalui kode QR dan pertumbuhan layanan pembayaran bergerak,” tutur Cin Cin Go dalam keterangannya, Rabu (12/12/2018) di Jakarta.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan temuan di Singapura maupun Malaysia. Konsumen di kedua negara tersebut justru kurang percaya dengan keamanan pada metode-motode pembayaran mutakhir. Mereka cenderung merasa lebih nyaman dengan model transaksi tradisional, seperti transaksi tunai maupun melalui ATM.
Namun Di tengah geliat gerakan nontunai di Indonesia, terdapat kesenjangan terkait rendahnya kesadaran dalam penerapan keamanan siber oleh konsumen. Hal ini membawa ancaman tersendiri bagi bisnis, serta berpotensi mengakibatkan kerugian finansial dan ekonomi
“Arsitektur IT yang ada saat ini tak cukup tangguh dalam mengatasi kenyataan bahwa perbankan dan FSI membutuhkan infrastruktur jaringan mutakhir yang mampu menyuguhkan lapis proteksi yang tangguh terhadap aplikasi, data, serta pengguna di seluruh lingkungan cloud yang majemuk seperti banyak digunakan saat ini,” kata Country Manager VMware Indonesia itu.
Di sisi lain, kurangnya kesadaran konsumen dalam menerapkan higienitas siber membawa potensi risiko finansial yang tak kecil, baik kepada konsumen sendiri, bank, maupun institusi-institusi finansial (FSI). Mayoritas responden dari Indonesia (87%) menyimpan detil informasi akun bank mereka paling tidak di satu hingga enam aplikasi berbeda, sementara hanya seperempat (25%) saja dari mereka yang menerapkan tindakan-tindakan keamanan siber yang baik, seperti menerapkan kata sandi yang berbeda untuk masing-masing akun yang mereka miliki.
Sebagai bentuk dukungan kepada sektor perbankan dan FSI dalam membangun inovasi dan skalabilitas secara selaras, VMware mengumumkan serangkaian penyempurnaan pada Virtual Cloud Network sebagai bentuk komitmen kepada pelanggan dalam mengimplementasikan arsitektur jaringan berbasis peranti lunak yang aman secara end-to-end. Virtual Cloud Network mendukung dibangunnya konektivitas yang pervasif dengan lapis keamanan intrinsik bagi seluruh aplikasi dan data yang sangat terdistribusi (hyper-distributed apps and data), apapun jenis lingkungan cloud yang menaunginya.
“Sektor perbankan dan FSI dihadapkan pada masalah terkait penanganan data personal nasabah, serta tingginya kebutuhan akan layanan dan respon konsumen yang cepat. Mereka perlu menyelaraskan antara kebutuhan nasabah akan keamanan dengan aturan kelaikan. Di sisi lain, untuk membangun fondasi digital yang siap masa depan dengan mengedepankan inovasi-inovasi menjadi makin krusial. Namun hal tersebut bukan perkara yang mudah untuk dilakukan, terutama bila perusahaan mulai melirik ke penggunaan teknologi-teknologi masa depan,” tutur Cin Cin Go.
Dia menegaskan, arsitektur Virtual Cloud Network mampu mengoptimalkan kapabilitas yang terdapat pada teknologi jaringan yang ada. Virtual Cloud Network mendukung sektor perbankan dan FSI dalam menangkap seluruh peluang baru dan dalam merespon setiap tantangan, menciptakan model bisnis baru, serta menghantarkan layanan ke seluruh aplikasi dan data di manapun data dan aplikasi tersebut ditempatkan.
“VMware berkomitmen untuk selalu mendukung pelanggan dan mitra dalam mewujudkan transformasi digital di tengah dinamika dunia IT yang sarat disrupsi saat ini. Bersama dengan meriahnya pertumbuhan kota-kota dan negara-negara cerdas baru di kawasan regional yang sarat dengan pemanfaatan teknologi generasi masa depan, membangun infrastruktur dengan lapis keamanan tinggi menjadi sebuah keniscayaan, terutama bagi industri-industri vertikal, seperti perbankan dan FSI. Kami selalu konsisten untuk mendukung sektor-sektor bisnis dalam merengkuh lingkungan multi-cloud secara optimal, serta menjembatani kesenjangan antara sistem operasi IT dengan komunitas pengembang,” pungkas Cin Cin.
STEVY WIDIA
Discussion about this post