youngster.id - Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu negara termaju di bidang pengembangan teknologi digital di Asia Tenggara. Bahkan volume ekonomi digital Indonesia akan mencapai kira-kira US$ 130 miliar pada tahun 2020. Teknologi baru, blockchain dan transformasi di bidang IT akan mengambil peranan penting dari proses ini.
Dalam 3 tahun ke depan, sebanyak 8 juta pengusaha kecil dan menengah akan menggunakan teknologi digital, dimana untuk saat ini teknologi tersebutbaru digunakan oleh 9% pengusaha. Dan dalam 2 tahun ke depan direncanakanakan berdiri 1000 perusahaan IT muda di Indonesia, dengan nilai keseluruhan mencapai lebih dari US$ 10 miliar.
Untuk mewujudkan hal ini maka 200 startup baru harus diluncurkan setiap tahunnya. Untuk itu, konferensi Blockchain INDO yang akan diselenggarakan pada 11-12 Mei 2018 di Jakarta. Nikolay Volosyankov, penyelenggara konferensi Blockchain INDO mengatakan, dalam Konferensi Blockchain INDO, perhatian khusus akan diberikan kepada para bisnis Startup.
“Pada kesempatan ini pembuat proyek akan mengajukan ide menarik berbasis teknologi blockchain, fintech atau IT. Akan banyak sekali proyek dengan prospek yang sangat menjanjikan. Berkat acara seperti ini, tim startup akan dapat menemukan investor dan dukungan. Inilah kesempatan terbaik untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan investasi dan modal ventura,” ucap Nikolay dalam keterangannya, Jumat (27/4/2018) di Jakarta.
Menurut dia, pada saat ini, Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di Asia yang penduduknya telah menggunakan koneksi Internet dan smart-phone. Dan tak lama lagi koneksi Internet akan diinstalasikan di 187 daerah terpencil di seluruh Indonesia yang akan semakin memperluas penggunaan blockchain di semua lapisan masyarakat. Beberapa sumber memperkirakan bahwa akan ada sekitar 100.000 pengguna bitcoin di Indonesia pada 6 bulan mendatang.
Lebih dari 40 pembicara dari semua pelosok dunia, termasuk AS, Jerman, Rusia, Jepang, Swiss, Cina, dan Negara lainnya akan mempresentasikan pengalamannya di bidang blockchain. Selain dari pemain uang digital, acara ini akan dihadiri oleh pemain bisnis digital, start-up IT, pembuat aplikasi Internet, pakar digital marketers dan perusahaan Fintech.
Pembicara terkemuka yang telah memastikan keikutsertaannya, diantaranya adalah: Gebhard Scherrer (co-founder DATUM), Ville Oehman (dana investasi terdaftar Otoritas Moneter Singapura), Matthew J. Martin (CEO Blossom Finance), Robert Ryu (Korean company crypto-fund) dan Dr Zaharuddin A.R (ICO syariah Malaysia).
“Pemerintah Indonesia harus siap untuk merancangperaturan baru terkait teknologi digital, misalnya, bagaimana cara mata uang digital dapat dilindungi dari tantangan ekonomi yang semakin keras dimasa depan,” kata Arijono CEO Digital Enterprise Indonesia.
Sementara menurut Abas A Jalil, CEO Amanah Capital Group Limited dan pakar pasar keuangan di Asia Tenggara, pasar Asia Tenggara, khususnya pasar Indonesia, memiliki potensi tinggi di bidang blockchain dan Fintech, terutama di perekonomian Islam dan bisnis digital. “Konferensi ini akan menjadi pembuka gerbang untuk pengembangan teknologi baru di Asia Tenggara dan Indonesia khususnya,” ujarnya.
Konferensi dan pameran ini diharapkan akan menjadi konferensi Blockchain dan Teknologi Keuangan terbesar di Indonesia pada tahun 2018.
STEVY WIDIA
Discussion about this post