youngster.id - Mega Sales atau festival belanja di tanggal kembar 10.10, 11.11, dan 12.12, kerap dimanfaatkan oleh brand untuk menjangkau audiens dengan cara baru dan efektif, termasuk di TikTok. Melalui survei yang dilakukan TikTok per Februari 2022 ini, terungkap hiburan atau entertainment memegang peran kunci dalam menyukseskan strategi pemasaran brand di momen Mega Sales.
Hal ini terjadi karena memasukkan unsur hiburan ke dalam konten iklan bisa membuat pengguna lebih engaged dan mendorong aktivitas penemuan (discovery) menjadi pembelian (purchase), bahkan setelah musim festival belanja berakhir. Insight dari survei ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi brand dan e-commerce untuk menjangkau pelanggan dan meningkatkan bisnisnya selama periode Mega Sales, melalui platform TikTok.
“TikTok memimpin dalam menjadi entertainment-first, yang mengedepankan konten storytelling atau edukasi, otentik, menciptakan tren dan memberikan rekomendasi, serta menghibur dan tidak memberikan kesan ‘memaksa’ untuk membeli. Unsur hiburan bisa mengakselerasi penemuan informasi yang menjadi pembelian, memudahkan brand untuk terlibat dengan komunitas TikTok yang aktif, serta memenangkan momen Mega Sales dengan konten yang menarik dan tentunya menghibur,” ungkap Sitaresti Astarini, Head of Business Marketing, TikTok Indonesia dalam keterangannya, Jumat (8/7/2022).
Dari hasil survei kepada ratusan pengguna dan non-pengguna TikTok pada 2022, terhadap ratusan pengguna dan non-pengguna TikTok di Indonesia, 71% dari responden menemukan brand atau produk baru pada periode ini, dan sebagian dari mereka juga mencari informasi lebih jauh tentang brand tersebut. Sebanyak 7 dari 10 responden juga mendapatkan informasi ini dengan menonton konten yang me-review produk incaran mereka.
Di fase pencarian informasi ini, brand yang masuk dengan konten menghibur, baik melalui kolaborasi dengan kreator ataupun iklan, bisa mendorong pengguna untuk melakukan pembelian. Dari survei yang sama, terlihat bahwa 3 dari 10 pengguna melakukan pembelian setelah melihat iklan yang menghibur di TikTok. Momen Mega Sales yang dipenuhi promo juga memicu lebih banyak pembelian, tepatnya 3.5 kali lipat lebih banyak, dan bahkan hampir sebagian adalah pembelian yang tidak direncanakan.
Selain itu, didapati bahwa pengalaman pengguna TikTok yang merasa terhibur dengan konten pemasaran dan berbelanja selama Mega Sales seperti yang diungkapkan 80% responden survei. Hal ini sejalan dengan temuan bahwa video yang dibuat pengguna dan brand tentang kegiatan belanja dengan tagar #haul dan #unboxing mendapatkan lebih banyak views, yang akhirnya membuat gaung tentang produk dan brandbertahan lebih lama, bahkan setelah periode festival belanja berakhir.
Konsistensi penyampaian informasi brand dan produk dari sebelum, selama, hingga setelah Mega Sales ini diakui oleh L’Oréal. Brand ini sukses melakukan kampanye pemasaran di TikTok.
“Platform TikTok yang mengedepankan konten-konten hiburan dan tentunya sangat dekat dengan keseharian pengguna, sangatlah efektif untuk membantu kami menyampaikan informasi brand-brand kami. Tentunya konten pemasaran brand juga perlu terus beradaptasi dengan tren terbaru, termasuk bekerjasama dengan kreator TikTok, dan memanfaatkan fitur livestream sales sebagian dari solusi TikTok for Business,” kata Fabian Prasetya, Chief Digital & Media Officer, L’Oréal.
Menariknya, bagian terbesar di TikTok adalah kreator. Komunitas pengguna TikTok yang beragam dan inklusif memandang kreator lebih relateable, dan kolaborasi dengan brand pun bisa tersajikan dengan otentik. Hal ini terlihat dari hasil survei yang sama, di mana 1 dari 3 responden mengatakan bahwa mereka melakukan pembelian setelah melihat rekomendasi dari kreator, dan itu berarti 2.5 kali lipat lebih banyak dibanding pengguna di platform lain.
STEVY WIDIA
Discussion about this post