youngster.id - Aplikasi video pendek asal Tiongkok TikTok mengenalkan stiker baru di aplikasinya yang memungkinkan pengguna dapat berdonasi untuk menangani pandemi corona. Donasi tahap awal ditargetkan dapat mencapai US$ 10 juta atau sekitar Rp 154 miliar.
TikTok sudah berkolaborasi dengan beberapa organisasi donasi seperti Yayasan CDC, Meals on Wheels, Yayasan James Beard di AS, Palang Merah Inggris, dan Help Musicians di Inggris. Stiker untuk donasi saat ini hanya tersedia di Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia. Donasi tahap awal hingga 27 Mei nanti akan didonasikan secara global untuk penanganan pandemi. Meski begitu, TikTok mengatakan akan tetap melanjutkan stiker donasi itu setelah pandemi usai.
“Stiker donasinya akan menjadi fitur permanen yang berkelanjutan di aplikasi,” demikian mengutip dari The Verge pada Selasa (28/4).
Saat pengguna mengetuk stiker baru di video pendek dan streaming, pengguna akan diantarkan pada halaman khusus donasi. Sementara, apabila pengguna ingin menambahkan opsi donasi ke video-nya, pada saat penyuntingan, pengguna bisa menambahkan stiker donasi dan pilih organisasi pengelola donasinya.
Pembuatan stiker donasi tersebut juga bertujuan mendukung komunitas pengguna mereka yang terkena dampak. Ada banyak pekerja yang terdampak mulai dari pekerja restoran, musisi, aktor dan lainnya.
Saat banyak negara menerapkan karantina wilayah atau lockdown dan menjaga jarak fisik satu sama lain atau physical distancing, banyak orang menggunakan TikTok sebagai media hiburan. TikTok memungkinkan pengguna untuk membuat video lip synch mulai dari tiga hingga 15 detik. Ada juga video pengulangan yang berlangsung selama tiga hingga 60 detik. Berdasarkan data Sensor Tower, jumlah unduhan TikTok selama 1-23 Maret meningkat 5% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.
Pendapatan kotor TikTok pun meningkat 10% dari US$ 42 juta menjadi US$ 46,4 juta pada Maret. Di AS, jumlah unduhan aplikasi TikTok meningkat 18% setiap pekan selama pandemi corona. Pada 16-22 Maret, aplikasinya diunduh 2 juta kali di Negeri Paman Sam. Lonjakan paling tinggi terjadi di Eropa. Aplikasi TikTok diunduh 237 ribu kali selama 16-22 Maret atau meningkat 35% dibandingkan pekan sebelumnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post