Kontribusi Gojek dan Grab untuk UMKM Capai Rp 127 Triliun pada 2019

Layanan transportasi online ridesharing terdampak Pandemi Covid-19.(Foto: ilustrasi/istimewa)

youngster.id - Gojek dan Grab memberi kontribusi yang besar bagi Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Sekitar Rp 127 triliun kontribusi dari kedua decacorn ini bagi pelaku usaha terutama usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) selama 2019 di Indonesia.

 

Demikian hasil penelitian dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics serta Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI).

LD FEB UI dalam penelitian “Peran Ekosistem Gojek di Ekonomi Indonesia Saat dan Sebelum Pandemi COVID-19,” menyebut pada 2019 Gojek telah berkontribusi kepada perekonomian nasional sebesar Rp104,6 triliun. Naik hampir dua kali lipat dari kontribusi pada 2018 yang mencapai Rp 55 triliun.

Berbeda dengan cara perhitungan riset dari Grab, kontribusi Gojek tersebut dihitung dari selisih pendapatan mitra Gojek sebelum dan sesudah bergabung layanan, GoRide (sepeda motor), GoCar (mobil), GoFood (pengiriman makanan), GoSend (pengiriman barang), Gopay (platform pembayaran) dan efek multiplier. Kontribusi itu disebut setara dengan 1%  Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Hal ini merupakan hasil dari penerapan model ekonomi digital berbasis platform yang mempertemukan konsumen dan mitra secara langsung. Pada Gojek, layanan yang berkontribusi adalah GoRide, GoCar, dan GoFood. Sementara Grab ada GrabBike, GrabCar, dan GrabFood. Dalam lingkup layanan transportasi orang, baik roda dua dan roda empat, jumlah kontribusi Grab pada 2019 yang mencapai Rp 37 triliun lebih tinggi dari Gojek yang berada di angka Rp 18,8 triliun. Angka kontribusi yang lebih tinggi dari Grab berkorelasi dengan kehadiran operasi mereka yang jauh lebih luas dari Gojek.

Menurut keterangan resmi keduanya, per Desember 2019, Grab hadir di 222 kota pada bulan Juli tahun yang sama, dan Gojek hadir di 209 kota.

Kontribusi mitra GrabBike naik 67% dari Rp 15,6 triliun menjadi Rp 26,2 triliun, sementara mitra GrabCar meningkat jadi Rp 10,8 triliun dari Rp 9,7 triliun, atau tumbuh 11%. Artinya, para mitra tersebut menikmati peningkatan pendapatan, baik dibandingkan dengan pendapatan dari sebelum bergabung dengan Grab bagi mitra baru, maupun dengan pendapatan tahun lalu bagi mitra yang sudah lama bergabung dengan Grab.

Temuan di sektor UMKM makanan yang bermitra dengan dua super aplikasi tersebut menunjukkan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan pendapatan UMKM yang menjadi mitranya.

Sekitar 83% UMKM mitra GoFood yang menjadi responden menyatakan mengalami peningkatan volume transaksi setelah menjadi mitra aplikasi tersebut. Rata-rata UMKM mitra GoFood mengalami peningkatan volume transaksi sebesar 47% sejak menjadi mitra GoFood.

Mitra GrabFood mengatakan mereka merasakan peningkatan penjualan sebesar 35% sejak bergabung dengan Grab. Kehadiran platform pengiriman makanan ini telah mendorong para pengusaha kecil membuka usaha makanan. Sementara 12% mitra GrabFood mengatakan mereka akhirnya masuk ke usaha makanan karena kehadiran GrabFood. Sebanyak 16 persen responden menyatakan mereka langsung bergabung dengan Grab sejak hari pertama mereka membuka usahanya.

Ditambah lagi, Gojek dan Grab sama-sama memberi fokus pada upaya memajukan UMKM melalui teknologi digital yang dikembangkan.

STEVY WIDIA

Exit mobile version