Kredit Pintar Jadi Bagian Fintech Atome

Wawan Salum CEO Atome Indonesia. (Foto: istimewa)

youngster.id - Perusahaan teknologi finansial asal Singapura, Atome menggaet PT Kredit Pintar Indonesia untuk menembus pasar Indonesia. Atome menyasar masyarakat Indonesia yang belum terlayani lembaga keuangan dengan berbagai inovasi teknologi.

Kredit Pintar akan menjadi bagian dari Atome Indonesia. Di Indonesia, Atome menunjuk Managing Director of Consumer Banking PT Bank DBS Indonesia (DBSI) Wawan Salum sebagai CEO Atome Indonesia.

“Kami memiliki rencana untuk memperkenalkan beberapa produk regional yang paling populer, seperti APaylater, yang diluncurkan di Singapura baru-baru ini, kepada konsumen Indonesia,” kata Wawan dalam keterangan pers, Jumat (7/2/2020) di Jakarta.

Fintech yang berkantor pusat di Singapura ini juga hadir di Tiongkok, India, Filipina, Vietnam dan kini Indonesia.

“Bisnis inovatif kami yang didukung oleh artificial intelligence (AI) dan visi komputer akan membantu menjangkau segmen populasi yang kebutuhannya belum dipenuhi dengan baik oleh layanan keuangan tradisional,” ungkap Wawan yang juga pernah berkarier di Citibank dan ABN Amro Bank.

Menurut dia, Atome Indonesia akan fokus pada pertumbuhan konsumen dan memperluas cakupan mitra Atome dengan bank, e-commerce, atau fintech lainnya. Demikian juga dalam hal ekspansi pasar dan pengembangan produk. Ketika kelas menengah tumbuh di Indonesia, ujar Wawan, akan ada peluang besar untuk memindahkan produk dan layanan mereka ke segmen yang lebih premium.

Upaya ini dinilai akan semakin signifikan ketika Kredit Pintar menjadi bagian dari Atome Indonesia. Kredit Pintar digaet karena dianggap menjadi perintis pemanfaatan teknologi AI dalam memberikan layanan keuangan di Indonesia.

Sebelumnya Kredit Pintar telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 6 triliun sepanjang 2019. Angka itu melebihi target perusahaan, yakni tumbuh 100 % dari penyaluran tahun sebelumnya sebesar Rp 2,2 triliun. Sejak didirikan pada April 2018, Kredit Pintar telah menyalurkan total pinjaman sebesar Rp 8,5 triliun. Pinjaman ini disalurkan kepada 1,9 juta borrower di seluruh Indonesia, di mana 60 % di antaranya berasal dari Pulau Jawa.

STEVY WIDIA

Exit mobile version