youngster.id - Pengelolaan sampah masih menjadi permasalan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Bukan hanya, material sampahnya yang menjadi masalah, namun pembuangan, pengelolaan dan pengolahan sampah. Namun dengan teknologi masalah ini coba dipecahkan.
Seperti yang dilakukan oleh dua mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dari Program Studi Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Informatika, dan Sistem Fisis (JTEIF) yang mengembangkan tempat sampah pintar berbasis internet of things (IoT). Mereka adalah ), Mochamad Donny Renaldi dan Herwin Junion Siboro.
Alat yang diberi nama Electronic Dustbin (LectroBin) tersebut dapat dioperasikan secara otomatis dan dapat dimonitoring melalui web dan gawai. Donny menjelaskan, alat ini dikhususkan menampung sampah plastik, dan dilengkapi beberapa fitur seperti pemadat sampah, pendeteksi khusus sampah plastik, sensor kapasitas, suhu, hingga pemberitahuan jika tempat sampah penuh melalui email dan sms.
“Tempat sampah ini dirancang sedemikian rupa agar dapat menerima sampah plastik dan akan menolak sampah seperti logam atau besi dan juga menolak sampah jenis organik. Tempat sampah ini juga terhubung dengan mobile web atau aplikasi sebagai user interfacenya,” ujar Donny yang dilansir laman ITERA Sabtu (19/9/2020).
Dia menjelaskan, fitur pertama pada tempat sampah ini adalah adanya komponen pemadat (compactor) dan pemanas (heater) yang berguna untuk mengkompresi dan memadatkan sampah yang ditampung. Tujuannya adalah agar hasil akhir sampah berbentuk balok sehingga mengurangi pemakaian lahan pada tempat pembuangan akhir (TPA), ketika sampah dibuang. Hasil akhir olahan sampah berupa adonan plastik berbentuk padat juga dapat dimanfaatkan untuk bahan daur ulang kembali seperti kerajinan, bahan baku paving block, bahan bakar minyak, atau kemabali diolah menjadi biji plastik.
Mereka menyebut latar belakang pembuatan alat tersebut, karena menilai pengolahan sampah sebagai hal penting belakangan menjadi masalah, karena lahan tempat pembuangan akhir (TPA) semakin langka, di banyak negara. Pengelolaan sampah yang kurang efektif dapat mengakibatkan bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan yang mungkin dapat melampaui batas-batas geografis wilayah.
“Hampir di seluruh kota di Indonesia pengolahan sampah masih menggunakan pendekatan akhir, yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa usaha pengurangan dari sumber secara maksimal, untuk itu kami mencoba membuat trobosan alat ini. Untuk itu diperlukan sebuah metode atau inovasi baru dalam pengolahan sampah khususnya sampah plastik, karena sampah jenis ini menjadi penyumbang volume terbesar dibanding sampah jenis lainnya,” kata Herwin.
Mereka dibina oleh tim dosen Teknik Elektro ITERA, Ir Arief Syaichu Rohman dan Syamsyarief Baqaruzi. Selain menjadi alat dalam memenuhi tugas akhir, ke depan alat tersebut juga ditargetkan dapat dikembangkan dan dipasarkan. Target pemasaran dari alat yang dihasilkan ini adalah perusahaan-perusahaan penyedia hunian terlebih seperti developer perumahan atau apartemen, lalu serta perusahaan yang bergerak dibiduang pengolahan limbah. Selain itu produk ini juga dapat dipasarkan langsung kepada masyarakat luas dikarenakan tempat sampah merupakan salah satu kebutuhan alternatif manusia dalam menjaga lingkungan.
Produk ini akan dijual dengan kisaran harga sebesar Rp 2.000.000/unit dan dapat disesuaikan juga dengan kesepakatan pihak perusahaan atau client apabila ingin menambah spesifikasi.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post