youngster.id - Bertepatan dengan pameran bisnis dan Teknologi Tekstil Indo-Intertex 2018 Lenzing Group (Lenzing) meluncurkan ulang merek produk serat premium Tencel. Produsen bahan baku produk tekstil dan garmen dunia ini bermitra degan PT South Pacific Viscose (SPV).
Regional Director, Technical Customer Service & Business Development, Asia, Middle East & Africa Lenzing Group Mohammad Chowdhury menjelaskan, Lenzing telah beralih dari produsen serat tekstil business-to-business (B2B) menjadi merek business-to-business-to-consumer (B2B2C).
Rupanya, apa yang dilakukan PT Lenzing Grup menjadi tonggak penting bagi strategi merek Lenzing yang baru. Juga, demi memperkuat pilihan produk yang tersedia, memelihara hubungan dengan pelanggan dan konsumen, serta meningkatkan permintaan konsumen.
“Portofolio Lenzing yang hebat di sektor fiber digabung dengan kualitas produk yang luar biasa dan konsisten telah membantu para pelaku bisnis pemintal sukses di pasar tekstil dunia. Selama bertahun-tahun konsumen Lenzing sukses menembus pasar di Amerika, Eropa dan Asia,” ungkap Mohammad Chowdhury, Regional Director, Technical Customer Service & Business Development, Asia, Middle East & Africa Lenzing Group kepada rekan media Rabu (4/4/2018) di JI Expo Kemayoran Jakarta.
Kini Leinzing, kata Director Global Brand Management Lenzing Group Harold Weghorst, dalam kesempatkan tersebut, beralih dari produsen serat tekstil business to business (B2B) menjadi business to business to consumer (B2B2C).
Perusahaan asal Austria tersebut mengakui bahwa tantangan bisnis terbesar pada pola konsumsi serat pasar di Indonesia. Dalam catatan Lenzing, mayoritas produk tekstil Indonesia berbahan baku poliester dari serat sintetis. Bahkan dominasi serat sintetis hingga 60% terhadap konsumsi nasional Indonesia. Karena itu Lenzing merilis produk serat premium bermerek Tencel. Berdasarkan jeni serat, merek produk itu terbagi dalam Tencel Modal dan Tencel Lyocell. Lewat merek itu, Lenzing ingin beralih dari produsen serat business to business (B2B) menjadi business to business to-consumer (B2B2C).
Langkah ini didukung oleh berbagai inovasi industri, termasuk teknologi REFIBRA, teknologi Eco Soft, teknologi Eco filamen dan teknologi Micro, produk tekstil yang dibuat dari Tencel menawarkan standar kelestarian lingkungan yang terbaik dan kenyamanan alami guna memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen.
“Kami tengah mengambil langkah baru yang berani agar dapat meringkas deretan merek kami dan meningkatkan merek tersebut sehingga menghasilkan nilai yang lebih besar bagi para konsumen dan mitra industri perusahaan,” kata Harold Weghorst, Director Global Brand Management.
FAHRUL ANWAR