youngster.id - Situasi pandemi telah mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mengadopsi teknologi dalam berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk untuk perbankan. Sayangnya, hal ini diikuti dengan meningkatnya kejahatan siber yang mengintai para pengguna platform digital.
Berangkat dari kondisi ini, Jenius dari PT Bank BTPN Tbk meluncurkan program ‘Jenius Aman.’ Melalui program ini, Jenius ingin semakin meningkatkan literasi masyarakat akan pentingnya menjaga keamanan data pribadi yang bersifat rahasia, terutama dalam ranah digital.
Irwan Tisnabudi, Digital Banking Head Bank BTPN mengatakan, keamanan data dan dana nasabah adalah prioritas di Jenius. Namun belakangan, marak kejahatan siber dengan modus rekayasa sosial (social engineering).
“Oleh sebab itu, kami meluncurkan program Jenius Aman untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keamanan data pribadi agar dapat terhindar dari kejahatan siber yang terus berkembang,” kata Irwan dalam jumpa pers virtual, Kamis (28/10/2021).
Dia mengungkapkan, dalam Jenius Study bertajuk Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Data-Data Pribadi yang Bersifat Rahasia ditemukan bahwa hanya 1 dari 10 anggota masyarakat digital savvy yang memahami dan menyadari modus kejahatan siber rekayasa sosial (social engineering). Dalam hasil survei yang sama, ditemukan 7 dari 10 anggota masyarakat digital savvy belum memahami bahwa nama dan tanggal kedaluwarsa yang tertera di kartu debit merupakan informasi rahasia yang sama pentingnya dengan informasi lainnya, seperti PIN, nomor CVV, dan 16 digit kartu.
Dari hasil survei juga ditemukan bahwa dari 10 anggota masyarakat digital savvy, 5 di antaranya pernah dihubungi oknum kejahatan siber, dan 1 dari 5 anggota masyarakat digital savvy tersebut teperdaya memberikan data pribadi melalui WhatsApp call, link, website, dan akun media sosial palsu.
Irwan menegaskan, Jenius sudah menyediakan fitur keamanan yang mendukung nasabah untuk bertransaksi menggunakan aplikasi dengan aman. Fitur keamanan tersebut antara lain, yaitu keamanan berlapis berupa Personal Identification Number (PIN), kata sandi atau password dan autentikasi biometrik untuk masuk ke aplikasi Jenius, pengaturan limit transaksi, pengaturan PIN di setiap kartu debit, notifikasi yang menyeluruh dan dapat disesuaikan, fitur block & unblock kartu debit Jenius langsung melalui aplikasi, serta fitur Jenius Pay yang membantu nasabah bertransaksi online tanpa perlu memasukkan informasi rahasia yang terdapat di kartu debit di sebuah platfrom digital.
“Layanan perbankan digital mengedepankan nilai kemudahan dan kenyamanan pengguna serta memberikan kontrol sepenuhnya kepada pengguna dalam mengelola akunnya. Kami menyadari penambahan langkah keamanan ini berdampak pada kenyamanan dalam menggunakan Jenius, namun langkah tersebut diambil guna melindungi pengguna dari tindak kejahatan siber. Kami juga menggunakan teknologi berstandar internasional, isolasi dan proteksi data berlapis, dan diawasi oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” papar Irwan.
Seiring dengan meningkatnya kasus rekayasa sosial yang terjadi, Jenius menambahkan beberapa langkah keamanan guna memperkecil risiko penyalahgunaan akun Jenius oleh oknum yang tidak bertanggung jawab akibat pengguna yang teperdaya memberikan informasi rahasia, termasuk kode OTP — one-time password.
Teguh Aprianto, Cyber Security Researcher & Consultant, menjelaskan tingginya ancaman kejahatan siber membuat nasabah juga harus lebih berhati-hati saat menerima telepon, pesan singkat, ataupun pesan melalui media sosial yang mengaku dari pihak bank tertentu yang meminta data-data atau informasi bersifat pribadi dan rahasia, atau mengklik suatu tautan tertentu.
“Penyedia layanan bertanggung jawab untuk menjaga keamanan data dan dana nasabah, namun nasabah juga perlu waspada untuk turut melindungi data milik mereka agar tidak disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” katanya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post