youngster.id - Masyarakat harus senantiasa mendukung produk hasil buatan negeri sendiri untuk dapat bersaing dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Hal ini dikemukakan oleh Ahmad Zabadi, Presiden Direktur SMESCO (lembaga layanan pemasaran, koperasi dan UKM) Indonesia di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Sabtu (27/08).
Ahmad memaparkan bahwa Indonesia memang memiliki banyak pelaku usaha. Tetapi bila dipetakan, 98.7% dari total keseluruhan merupakan usaha mikro. Sedangkan usaha skala makro berada pada presentase 0.01%. Para pelaku usaha mikro tersebut, disebut Ahmad, kebanyakan merupakan lulusan setingkat Sekolah Dasar (SD) atau SMP saja. Dan kontribusi usaha mikro terhadap PBB (Pajak Bumi Bangunan), hanya 57%, sedangkan kontribusi usaha makro terhadap PBB 43%.
“Realita ini lalu dihadapkan dengan pasar bebas MEA. Pengusaha kita yang lulusan SD dan SMP ini harus head to head dengan pelaku usaha asing yang lulusannya sudah tinggi. Ibaratkan petinju, sama-sama petinju kuat namun yang ditandingkan adalah petinju kelas ringan melawan petinju kelas berat. Belum lagi pelaku usaha mikro tadi saat memasarkan produk mereka ke negara lain, harus lolos standarisasi yang diberlakukan negara tersebut,” ujar Ahmad, seperti dilansir laman UMY.
Sedangkan premis masyarakat Indonesia saat ini, disebut Ahmad, masih banyak yang mencintai produk luar negeri dibandingkan produk UKM lokal. Masyarakat masih banyak yang enggan membeli atau menggunakan produk pelaku usaha dalam negeri.
“Tindakan seperti itu sama saja kita mendzolimi UKM. Dan sama saja kita sedang membantu pelaku usaha asing, dengan kemudian membiarkan pelaku usaha dalam negeri berjuang sendiri. Kita harus bisa meniru orang Korea Selatan, yang pada awal tahun 2000 produk Samsung masih kalah kualitas dengan produk-produk asal barat. Namun pada saat itu juga, masyarakat Korea Selatan tidak ada yang tidak menggunakan produk Samsung. Sehingga berawal dari itu, produk samsung bisa terkapitalisasi dan masuk ke pasar internasional,” papar Ahmad.
RADEN DIBI IRNAWAN
Discussion about this post