youngster.id - Dampak pandemi Covid-19 telah mengubah budaya kerja di seluruh dunia. Konsep seperti “kerja jarak jauh”, “tim yang fleksibel”, “kantor hibrida” menjadi pilihan dari para professional dan karyawan di masa sekarang ini.
Hal ini terbukti dari survei yang dilakukan Lark terhadap para profesional, manajer, dan karyawan mengungkap bahwa 94% responden menginginkan untuk terus bekerja secara fleksibel. Tuntutan ekosistem hibrida ini memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali semua sistem dan pengaturan dasar yang ada
Suryanto Lee, Lark Senior Professional Service Consultant untuk Indonesia mengatakan, tantangan utama metode kerja hibrida terletak pada kemampuan perusahaan untuk menerapkan platform teknologi digital yang komprehensif.
“Perangkat ini harus bisa digunakan semua karyawan, bukan hanya para ahli IT di perusahaan saja. Setiap karyawan di dalam perusahaan harus beradaptasi dengan platform yang ada untuk mendapatkan manfaat secara penuh,” katanya dalam siaran pers, Kamis (16/12/2021).
Pada kenyataannya, Suryanto menyebutkan, tuntutan ekosistem hibrida ini dalam prosesnya, persoalan ini bukan hanya menjadi masalah terkait IT tapi juga masuk dalam ranah SDM.
Menurut Digital Worker Experience Survey yang dilakukan oleh Gartner Inc., jumlah karyawan yang menggunakan perangkat kolaborasi meningkat menjadi hampir 80% pada tahun 2021, dari yang sebelumnya hanya digunakan oleh separuh karyawan pada tahun 2019.
Adapun peningkatan sebesar 44% ini tentu saja didorong oleh pandemi, yang memacu penerapan aplikasi kolaborasi seperti Lark dalam skala luas. Dengan fungsi dan fitur yang terpadu, Lark, aplikasi kolaborasi dan komunikasi all-in-one, mengintegrasikan tugas, proses kerja, dokumen, dan data dengan mulus untuk memberikan konektivitas dan keamanan tinggi kepada para pengguna.
Suryanto melanjutkan, Lark menawarkan kepada perusahaan kemampuan untuk beralih ke teknologi digital dengan lebih lancar, lebih mudah, dan dengan cara yang sangat hemat biaya. Melalui teknologi digital, Lark mengotomatisasi proses kerja dan mengurangi tugas yang biasanya harus dilakukan secara berulang-ulang.
Perusahaan harus memastikan infrastruktur yang tersedia memadai untuk mendukung kebutuhan kerja karyawan, baik yang bekerja di kantor maupun dari jarak jauh. Salah satu elemen kunci dalam proses transformasi teknologi digital adalah pilihan dan penggunaan aplikasi kerja.
“Pandemi ini menjadi tantangan besar bagi manajemen perusahaan karena perlu adanya penerapan paradigma dan metodologi baru untuk menciptakan tim yang efektif, kompak, dan produktif yang tidak hanya mampu melanjutkan bisnis seperti sediakala, tetapi juga mampu berkembang di masa depan, saat dunia memasuki era pasca-Covid,” tutup Suryanto.
STEVY WIDIA
Discussion about this post