youngster.id - Riset dari Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) menunjukkan tingkat literasi Indonesia berada pada peringkat yang rendah. Kondisi ini cukup memprihatinkan karena literasi merupakan dasar untuk membentuk generasi masa depan yang unggul.
Maka dari itu, bertepatan dengan momen Hari Anak Indonesia yang jatuh pada 23 Juli 2022, McDonald’s meluncurkan kampanye Inspirasi Literasi McD. Associate Director of Communications McDonald’s Indonesia Sutji Lantyka mengatakan, kampanye ini menghadirkan berbagai inisiatif seperti penggalangan donasi buku bacaan anak, renovasi Taman Baca Masyarakat (TBM) dan pelatihan kegiatan membaca nyaring atau read aloud.
“Kami sadar untuk dapat meningkatkan literasi anak Indonesia tidak dapat dilakukan sendiri dan dalam waktu yang singkat. Sehingga, McDonald’s Indonesia mengadakan berbagai program berkelanjutan dengan melibatkan berbagai pihak yang kredibel di bidangnya, termasuk guru dan orang tua demi mencapai tujuan tersebut,” kata Sutji dalam keterangan pers, Sabtu (23/7/2022).
Untuk itu McDonald’s, bersama dengan Forum TBM mengadakan kegiatan donasi buku anak yang sudah berjalan sejak Mei 2022. Pada program tersebut, konsumen dapat menyumbangkan buku bacaan anak yang masih layak baca di kotak donasi buku yang tersedia di 180 gerai McDonald’s seluruh Indonesia.
Sebanyak 3.132 buku telah terkumpul dari konsumen hingga saat ini, dan mulai didistribusikan secara bertahap di sejumlah TBM di Indonesia. Program donasi buku ini masih akan terus berlangsung hingga akhir tahun ini. Selain itu, dari segi prasarana McDonald’s Indonesia berinisiatif untuk melakukan perbaikan pada Taman Baca dengan kondisi yang cukup memprihatinkan, dimulai dari TBM Tebet, Manggarai pada bulan Agustus 2022 mendatang.
Kegiatan lain yang yang tak kalah penting dalam perkembangan literasi anak Indonesia adalah praktik di kehidupan sehari-hari, sehingga nantinya anak dapat membangun kebiasaan membaca. Untuk itu, McDonald’s mengadakan program membaca nyaring atau yang lebih dikenal dengan sebutan read aloud;menyampaikan pesan dari media tertulis atau bergambar dengan cara dibunyikan serta memperhatikan intonasi suara, gestur tubuh hingga ekspresi muka. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun ketertarikan anak terhadap buku sehingga Ia menyukai kegiatan membaca.
“Kami berharap, seluruh upaya yang kami lakukan ini, baik beasiswa pelatihan untuk guru, donasi buku, renovasi TBM maupun read aloud workshop dapat bermanfaat, sehingga pada akhirnya kami dapat berkontribusi dalam meningkatkan literasi anak Indonesia,” ungkap Sutji.
Sementar aitu, Heri Djuhaeri selaku Ketua Bidang Infokom dan Litbang Forum TBM (Forum TBM) mengatakan, salah satu faktor yang disebut menjadi penyebab rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia, yakni kurangnya bahan bacaan dan praktik.
“Ragam buku bacaan anak yang kurang variatif merupakan salah satu faktor penyebab jumlah kehadiran anak semakin berkurang di Taman Baca. Selain itu, fasilitas yang kurang memadai seperti kondisi bangunan yang rusak, minimnya ventilasi udara, hingga kurangnya alat peraga, juga merupakan faktor pendukung yang krusial untuk membangun ketertarikan anak dalam membaca buku di Taman Baca,” katanya.
Discussion about this post