Memories, Game Visual Novel Kolaborasi Agate dan CIAYO

(ki-ka) Arief Widhiyasa CEO Agate, Hari Santosa Sungkari Deputi Infrastruktur Kemenparekraf dan Victorio Primadi CEO CIAYO pada peluncuran Memories. (Foto: Stevy Widia/youngster.id)

youngster.id - Anda gemar membaca novel? Bagaimana jika novel itu hadir dalam bentuk game visual, dan Anda dapat memilih sendiri alur ceritanya. Konsep menarik ini hadir dalam platform Memories, hasil kolaborasi Agate dan CIAYO.

Arief Widhiyasa, CEO Agate menjelaskan, Memories merupakan aplikasi gim visual novel yang berisi gabungan cerita interaksi fiksi. Uniknya, interaksi ini bahkan memperbolehkan pembaca untuk menentukan sendiri alur cerita yang sedang dimainkan.

“Lewat platform ini pembaca dapat merasakan pengalaman imersif dengan kejadian atau adegan di dalamnya. Salah satu interaksi yang patut disorot di dalam gim ini adalah emotion highlight yang memperbolehkan pembaca untuk menentukan emosi apa yang ingin dibangun di dalam cerita, dengan dihadapkan pada beberapa pilihan,” papar Arief pada peluncuran Memories, Selasa (21/1/2020) di Jakarta.

Dia mengungkapkan, pengembangan aplikasi gim visual novel ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan hasil riset internal Agate, konten visual novel lokal sangat digemari, tetapi belum ada platform yang dapat memenuhi permintaan pasar. Didasari atas alasan tersebut, maka dibentuklah kolaborasi antara CIAYO dan Agate untuk mengembangkan gim visual novel lokal di Indonesia.

“Kami tidak memiliki keahlian dalam story telling, untuk itu kami bekerjasama dengan CIAYO yang sejak awal memang berkarya di komik. Dengan adanya kolaborasi melalui platform visual novel lokal pertama ini adalah agar dapat membantu meningkatkan ekosistem penulis serta meningkatkan daya saing para penulis di Indonesia untuk mampu bersaing di pasar global,” ungkap Arief.

Hal senada diungkapkan Victorio Primadi CEO dan Founder CAIYO. Menurut dia, Memories menawarkan beberapa genre cerita, antara lain romansa, horor, dan misteri dengan bentuk visual novel dan chat story. Beberapa cerita juga merupakan edisi khusus, seperti edisi “Dilan 1990” dan “Dilan 1991” yang diinspirasi oleh novel berjudul sama karya Pidi Baiq, juga cerita “CoLoN” yang terinspirasi dari boyband Jepang bernama sama.

“Yang menjadi pembeda antara cerita Dilan di Memories dengan novel ataupun dengan serial webtoon-nya adalah pembaca bisa mencoba berbagai variasi pilihan untuk menentukan alur ceritanya, yang pastinya akan menambah keseruan,” ucap Victorio.

Kolaborasi ini mendapat apresiasi dari Hari Sungkari Deputi Infrastruktur Kemenparekraf. Menurut dia, salah satu subsektor industri kreatif yang berkembang pesatnya di Indonesia ialah pengembang permainan (game) serta pengembangan hak cipta (IP).

“Ini merupakan cara baru mengungkapkan karya seni. Saya berharap kerjasama ini makin banyak dan dapat mengangkat kearifan lokal dan dikomunikasikan dengan cara milenial. Karena yang bisa mempersatukan kita adalah budaya Indonesia,” ungkap Hari.

STEVY WIDIA

Exit mobile version