youngster.id - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mendorong akademisi untuk memulai perubahan pola pikir riset dan pengembangan teknologi.
“Para peneliti adalah bagian dari kelompok yang bisa mengubah mindset. Untuk menggali potensi iptek yang inovatif dalam menciptakan penguasaan iptek mandiri dan berdaya saing global, ‘inovasi’ menjadi kata kunci. Hal ini diharapkan mampu menghasilkan output yang tepat guna dan inovatif,” ungkap Bambang melalui keteranga pers Selasa (28/1/2020).
Menristek itu menegaskan, melalui kedekatan tersebut, para dosen peneliti bakal mendapatkan ilmu yang jauh lebih luas ketimbang hanya berkutat dalam konsep dan teori.
“Saya juga dosen, saya sekarang merasa ilmu saya bertambah luar biasa. Meskipun Bapak Ibu sudah menguasai konsep dan teori, tapi bicara R&D (research and development), bapak ibu harus gaul dengan dunia industri,” terangnya.
Menurut Bambang, dunia industri berbeda jauh dengan dunia akademis. Tanpa adanya hubungan yang baik di antara dosen peneliti dan dunia industri, niscaya hasil penelitian para dosen peneliti bakal sulit dikembangkan hingga diproduksi secara massal.
Selain dengan dunia industri, Menristek juga menekankan para dosen peneliti juga harus mampu berkolaborasi dengan pemerintah, agar hasil penelitiannya mendapat dukungan penuh dari sisi regulasi. Terlebih, jika hasil penelitiannya itu akan diproduksi secara massal.
“Kalau kita mau jadi negara besar, harus melakukan triple helix, pemerintah, dunia industri, dan akademisi. UNPAR kan PTS (perguruan tinggi swasta), barangkali banyak (koneksi dengan) perusahaan swasta, mulai dijajaki supaya lebih serius dengan R & D,” pungkasnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post