youngster.id - Masalah sampah merupakan tantangan utama dalam meningkatkan kualitas destinasi wisata. Berdasarkan data World Population Review terdapat 4,8 juta hingga 12,7 juta ton sampah plastik yang dibuang ke laut setiap tahun di dunia. Di Labuan Bajo, misalnya, jumlah timbulan sampah mencapai 16 ton per hari, dengan 33% di antaranya merupakan sampah daur ulang.
Sejak 2019, AQUA berkolaborasi dengan Kole Project di Labuan Bajo untuk mendirikan Rumah Daur Ulang (RBU) yang mampu mengelola sekitar 20 ton sampah per bulan. Tidak hanya itu saja, dengan membawa semangat collection, education, dan collaboration, kerjasama ini telah berhasil memberikan edukasi mengenai pengelolaan sampah berkelanjutan kepada lebih dari 300 pelajar dan 1000 orang, serta melibatkan lebih dari 100 hotel, restoran, warung, dan lebih dari 50 orang petugas kebersihan.
Sustainable Packaging Circularity Senior Manager AQUA, Jeffri Ricardo mengatakan, AQUA berkomitmen untuk mengambil kembali lebih banyak plastik dari yang dihasilkan pada 2025.
“Untuk itu, kami terus bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk membangun infrastruktur dan meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah melalui unit bisnis daur ulang, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce dan Recycle (TPS3R), dan bank sampah. Ini bertujuan memaksimalkan manfaat ekonomi sirkular bagi lingkungan, masyarakat dan juga kelangsungan usaha AQUA,” kata Jeffri, dikutip Jum’at (16/8/2024).
Saat ini, AQUA telah mengembangkan dan mendampingi hingga enam unit bisnis daur ulang (RBU) dan 10 collection center di lokasi seperti Likupang, Danau Toba, Mandalika, Candi Borobudur, dan Labuan Bajo. Selain itu, AQUA juga melakukan pendampingan kepada 26 TPS3R serta lebih dari 60 unit bank sampah. Melalui berbagai inisiatif tersebut, AQUA telah berhasil mengumpulkan lebih dari 22.000 ton sampah plastik per tahunnya, yang kemudian didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun produk lain yang memiliki nilai ekonomi.
Menggelar kampanye ”100% Murni, 100% Petualangan Indonesia”, AQUA menjalin kerja sama dengan Pandawara Group, Najwa Shihab, Kole Project.
Pendiri Kole Project, Putra Hawan menjelaskan, Sampah-sampah yang dikumpulkan selama aksi bersih-bersih dibawa ke RBU untuk dipilah sesuai jenisnya dan dibersihkan. Setelah itu, sampah ini di-press dengan mesin khusus hingga berbentuk kotak kemudian dibawa ke Jawa Timur untuk didaur ulang menjadi bahan baku baru.
Proses ekonomi sirkular di Labuan Bajo ini melibatkan lebih dari 50 orang, termasuk kalangan difabel, yang mendapatkan manfaatnya. Sekarang 70% sampah berasal dari pengumpulan masyarakat. Dan sudah ada 200 titik pengumpulan sampah termasuk di gereja-gereja melalui gerakan kolekte sampah.
“Ekonomi sirkular ini memiliki dampak positif bagi masyarakat. Sebagian besar pekerja RBU adalah ibu-ibu yang tinggal di dekat RBU. Mereka mendapatkan penghasilan dari per kilogram sampah yang dipilah pada waktu senggang mereka.” kata Putra.
HENNI S.