Millealab dan LPPM Universitas Andalas Inisiasi Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Virtual Reality

Shinta VR

(ki-ka) Andrew Steven Puika Chief Technology Officer dari Shinta VR, Akira Sou Co-Founder Shinta VR, dan Andes Rizky Managing Director Shinta VR. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Dunia pendidikan sangat terdampak dari pandemi Covid-19. Sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan online. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara online di Indonesia, perusahaan pengembang konten Virtual Reality, Shinta VR, merancang sebuah all-in-one platform perangkat lunak berbasis cloud-computing bernama Millealab.

Platform Millealab dibuat dengan tujuan membantu tenaga pendidik untuk membuat konten pengajaran tanpa harus coding dan menggunakan komputer yang canggih. Berdiri sejak 2019, Millealab telah bekerja sama dengan 1500 sekolah dan sudah sekitar 5.200 tenaga didik tersertifikasi yang mampu mempersiapkan bahan ajar menggunakan Virtual Reality serta lebih dari 16.000 siswa memanfaatkan bahan ajar ini.

Managing Directors dan founder Millealab Andes Rezky mengatakan, materi yang dibawakan dalam pelatihan ini meliputi prinsip dasar teori Virtual Reality dan penggunaannya dalam pendidikan.

“Melalui pelatihan ini, diharapkan Millealab dapat berkolaborasi dengan para guru di Sumatera Barat untuk membuat bahan ajar Virtual Reality yang dapat memaksimalkan proses pembelajaran kepada para siswa,” kata Andes dalam keterangan pers, Selasa (30/11/2021).

Praktik pengenalan fitur aplikasi Millealab, perancangan konsep dan pembuatan template konten Virtual Reality, review konsep dan pembuatan template konten Virtual Reality, evaluasi konten Virtual Reality, pengumuman lomba Virtual Reality terbaik antara guru, serta webinar Virtual Reality untuk konten edukasi.

Melalui unit bisnisnya ini, Shinta VR berhasil lolos dalam Program Pendanaan Startup Inovasi Indonesia (SII) di bawah naungan lembaga inkubator Skystar Ventures UMN.

Belum lama ini, Millealab bekerja sama dengan LPPM Universitas Andalas untuk mengadakan pelatihan pembuatan bahan ajar menggunakan Virtual Reality pertama di Sumatera Barat. Pelatihan diberikan kepada guru-guru yang berada di dua sekolah di Kota Padang, yakni guru SMP 24 Padang dan guru SMP 38 Padang.

“Dengan pembelajaran Virtual Reality, guru menyampaikan materi ajar dengan menggunakan perangkat lunak yang dapat memberi efek visual sistem pelajaran yang nyata. Dengan penerapan teknologi yang terkomputasi ini diharapkan minat siswa meningkat karena pembelajaran lebih mudah dimengerti, menarik, menyenangkan, dan interaktif,” kata Boby Febri Krisdianto dosen Universitas Andalas penggagas kegiatan ini.

Boby berharap dengan adanya pelatihan ini, Universitas Andalas dapat menciptakan Komunitas Padang Virtual Community pertama di Sumatera Barat. “Kami akan membantu para guru, mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA untuk membuat bahan ajar Virtual Reality. Kami berharap dapat mengikuti perkembangan teknologi pembelajaran seperti Virtual Reality ini karena beberapa provinsi di Indonesia sudah lebih dulu menggagas dan menerapkan hal ini,” ungkap Boby.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version