youngster.id - Mobil listrik merupakan kendaraan ‘masa depan’ yang bisa menjadi salah satu solusi untuk menyelamatkan Bumi. Untuk itu, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian telah mendorong perusahaan otomotif memproduksi kendaraan low cost green car (LCGC) bertenaga listrik. Karena mobil listrik diharapkan mampu membantu menurunkan kadar emisi yang dihasilkan dari sektor transportasi.
Sejumlah produsen mobil listrik mulai hadir di Indonesia. Salah satunya Toyota EV Smart Mobility Project. Peluncuran ini mendapat dukungan dari asuransi MSIG Indonesia.
“Kami yakin proyek ini mampu menyuntikkan semangat di tengah melemahnya ekonomi Indonesia untuk terus bangkit tanpa melupakan etika lingkungan dalam implementasinya,” ungkap Bernardus Wanandi, Wakil Presiden Direktur PT Asuransi MSIG Indonesia dalam keterangan pers, Kamis (1/4/2021).
Dia menegaskan Asuransi Kendaraan Bemotor MSIG Indonesia tidak hanya memberikan jaminan bagi pemilik mobil berbahan bakar fosil namun juga mobil listrik di Indonesia.
“Hal ini tentunya akan membuat masyarakat semakin optimis bahwa mobil listrik bisa menjadi alternatif kendaraan yang aman dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Peluncuran Toyota EV Smart Mobility digelar pada 31 Maret 2021 di Nusa Dua Bali. Susumu Matsuda, Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) menyatakan, kedepannya Toyota tidak hanya akan menyediakan alat transportasi, tetapi lebih dari itu, mereka juga ingin dapat memenuhi semua kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia yang beragam, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kualitas hidup serta melestarikan lingkungan di sekitarnya.
Perlu diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang turut menanda tangani The Paris Agreement, sebuah perjanjian dalam Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai mitigasi emisi gas rumah kaca, adaptasi, dan keuangan. Kesepakatan tersebut dituangkan dalam amanat Undang-Undang Nomor 16 tahun 2016 tentang Pengesahan The Paris Agreement, sektor energi keseluruhan ditargetkan mampu menurunkan emisi sebesar 314-398 juta ton Co2 pada tahun 2030, melalui program energi terbarukan, efisiensi energi, konservasi energi dan penerapan teknologi energi bersih.
Beberapa kebijakan terkait ‘mobil masa depan’ ini telah disiapkan, seperti bea balik nama nol persen untuk kendaraan listrik, dan uang muka nol persen untuk kendaraan listrik, maupun pembebasan pengenaan PPnBM (pajak penjualan atas barang mewah) untuk mobil listrik tipe plug-in hybrid electric vehicles, dan battery electric vehicles.
STEVY WIDIA
Discussion about this post