youngster.id - Nusantics, perusahaan rintisan lokal yang bergerak di bidang teknologi genomika (genomics technology), mengumumkan pendanaan tahap awal (seed funding) yang diperoleh dari East Ventures. Suntikan dana tersebut akan digunakan untuk mengakselerasi misi perusahaan dalam memelopori industri biogenome di Indonesia.
Melisa Irene, Partner di East Ventures, mengatakan, pihaknya makin menyadari pentingnya kesejahteraan dan kesehatan yang holistik. Kualitas bangsa Indonesia akan berkembang dengan tersedianya fasilitas pemeriksaan kesehatan yang terjangkau, akurat, dan mudah diakses.
“Tim Nusantics punya cara pikir, karakter, dan kapabilitas untuk memperkenalkan dampak positif dari teknologi seputar microbiome ke masyarakat luas. Kami sangat antusias bekerja bersama mereka,” kata Melisa, dalam keterangannya, Jumat (20/3/2020) di Jakarta. Namun nilai pendanaan ini tidak dipublikasikan.
Perusahaan ini didirikan pada 2019 oleh Sharlini Eriza Putri bersama Vincent Kurniawan, dan Revata Utama. Sharlini adalah insinyur yang meraih gelarnya dari Institut Teknologi Bandung dan Imperial College London, sedangkan Vincent adalah insinyur lulusan CSPU-Pomona, Amerika Serikat. Adapun Revata adalah ilmuwan di bidang bioteknologi genomics lulusan National University of Singapore.
Sebagai startup lokal pertama yang dapat melakukan analisa profil microbiome, Nusantics akan memperkenalkan hal baru ini kepada konsumen di industri gaya hidup, melalui layanan analisis kulit. Selain berkaitan dengan estetika, kulit juga berfungsi sebagai tempat hidup hingga miliaran microbiome yang dapat memengaruhi kesehatan kita.
Sharlini Co-founder dan CEO Nusantics mengungkapkan, sebagai perusahaan berbasis teknologi, Nusantics akan berfokus dalam pengembangan hingga penerapan ragam riset genomika (genomics) dan mikrobioma (microbiome) untuk dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup yang sehat serta berkelanjutan (sustainable).
“Perkembangan di bidang teknologi membuat kita menyadari bahwa semua makhluk hidup di bumi saling bergantung dengan microbiome di tubuh mereka. Mereka berperan penting dalam menciptakan ekosistem yang sehat, tetapi juga menjadi faktor utama dibalik terjadinya pandemik global. Nusantics percaya bahwa memahami genetika dari microbiome ini sangat penting sebagai kunci keberlangsungan hidup kita dan bumi,” ungkap Sharlini.
Sharlini menjelaskan, konsumen dapat menghindari kesalahan dalam menggunakan produk perawatan kulit bila memahami profil microbiome kulitnya masing-masing. Inilah solusi yang disediakan oleh Nusantics.
Menurut Vincent COO Nusantics, Nusantics ingin mengambil peran sebagai penggerak yang bertujuan untuk membantu masyarakat Indonesia memahami pentingnya microbiome dan membantu proses pengambilan keputusan mereka dalam memilih perawatan kulit. “Nusantics tidak hanya ingin memberikan nilai positif kepada konsumen, tetapi juga kepada mitra dan seluruh pemangku kepentingan yang memiliki visi yang sejalan,” katanya.
Hal senada disampaikan Revata Utama, Co-founder dan CTO Nusantics. “Saya menyaksikan sendiri bagaimana teknologi ini bisa membantu menyelesaikan berbagai masalah yang kita hadapi di dunia. Hal ini yang membuat kami bekerja sama dengan ilmuwan terbaik dari dalam dan luar negeri serta memastikan bahwa perangkat penelitian genomics tercanggih tersedia dan dapat langsung diimplementasikan,” katanya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post