youngster.id - Indonesia merupakan negara dengan jumlah populasi underbanked dan unbanked tertinggi di Asia Tenggara, mencapai 81% dari total populasi Indonesia. Kondisi ini membuat perusahaan fintech memiliki peran krusial untuk menghadirkan layanan keuangan alternatif bagi berbagai lapisan masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di luar kota besar.
Pasar yang menjanjikan di Indonesia lantas membuat jumlah pelaku fintech terus meningkat dan berdampak pada peta persaingan industri yang semakin ketat. Industri fintech di Indonesia pun diprediksi masih memiliki potensi untuk berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat masih tinggi terhadap layanan keuangan alternatif yang terjangkau.
Country Manager Brankas di Indonesia Husni Fuad, meyakini bahwa open finance akan menjadi masa depan bagi industri fintech di Indonesia.
“Kami melihat bahwa pangsa pasar fintech masih besar di Indonesia, namun hal ini harus diimbangi dengan kemampuan fintech dalam berinovasi dan menjangkau konsumen lebih luas secara efektif dan efisien,” kata Husni dalam keterangannya, Jumat (2/12/2022).
Menurut dia, transformasi digital yang berjalan semakin masif di berbagai sektor juga telah membuat kebutuhan masyarakat semakin tinggi terhadap inovasi produk layanan keuangan yang aman, praktis dan dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan mereka. Berkaca pada tantangan tersebut, kehadiran open finance lantas menjadi sebuah keniscayaan untuk mendukung fintech agar tetap relevan dengan kondisi industri dan kebutuhan masyarakat, sehingga industri tersebut pun dapat memastikan keberlanjutannya.
“Dalam hal ini, open finance memiliki peran yang strategis bagi fintech untuk mengoptimalkan berbagai peluang di pasar, termasuk mewujudkan berbagai layanan yang sangat dipersonalisasi pada kebutuhan konsumen. Saat ini, perkembangan open finance di Indonesia masih berada pada tahap awal, namun kami optimis bahwa open finance menyimpan berbagai potensi yang dapat mendukung masa depan industri fintech di Indonesia,” ungkap Husni.
Brankas juga berharap bahwa Indonesia dapat mengikuti jejak Inggris dalam penerapan open finance yang telah mampu membantu pelaku industri keuangan dalam membuka akses keuangan secara merata bagi masyarakat. Pada Juni 2022, jumlah pengguna aktif open finance di Inggris telah mencapai 6 juta dengan jumlah penyedia pihak ketiga sebanyak 128. Penggunaan application programming interface (API) bahkan telah bertumbuh dari 15 juta panggilan API perhari pada 2020 menjadi 33 juta panggilan API perhari pada tahun 2022.
Sebagai penyedia layanan open finance yang terus mendukung percepatan adopsi open finance di Indonesia, Brankas secara intensif melakukan edukasi kepada pelaku fintech mengenai potensi open finance sebagai business enabler.
“Melalui keahlian, teknologi dan tim mumpuni yang kami miliki, serta kepatuhan terhadap standar keamanan data internasional, Brankas siap untuk menjadi partner bagi pelaku fintech untuk membuka potensi open finance yang dapat memberi dampak besar bagi pertumbuhan bisnis mereka. Brankas juga terus berkomitmen untuk memberikan akses layanan keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat secara lebih inklusif, terutama untuk kelompok underbanked dan unbanked, salah satunya dengan mendorong implementasi open finance di dunia fintech.” tutup Husni.
STEVY WIDIA