youngster.id - Mobile marketing atau pemasaran lewat perangkat mobile memang belum banyak diterapkan di Indonesia. Meski begitu, peluang mobile marketing terus bertumbuh seiring meningkatnya pengguna perangkat mobile di Indonesia.
Rohit Dadwal Managing Director Association Mobile Marketing Association (MMA) Asia Pasific mengatakan, memang mobile marketing yang diterapkan di Indonesia belum bisa dihitung. Dan konsep mobile marketing tak akan serta-merta menggantikan iklan konvensional.
“Mobile marketing diperlukan sebagai pelengkap iklan di media konvensional,” kata Dadwal saat menjadi pembicara di acara Mobile Marketing Association Forum Kamis (22/9/2016) di Jakarta.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data, jumlah budget alias biaya iklan yang dikeluarkan oleh brand, baru sekitar 7-10 % dibandingkan total biaya iklan keseluruhan di seluruh Asia Pasifik. Namun MMA tetap optmistis untuk memajukan mobile marketing. MMA memperkirakan, hingga tahun 2018 atau dua tahun mendatang, perusahaan bakal menambah budget untuk mobile marketing dari persen menjadi 20 persen dari total belanja iklannya.
Dadwal mengatakan, masih sedikitnya brand yang beriklan lantaran saat ini mereka masih mengetes dan belajar menggunakan mobile marketing. Ia yakin, dalam beberapa tahun ini mobile adalah segala-galanya.
“Mobile is everything. Perusahaan butuh strategi marketing dan strategi itu adalah mobile. Sebab mobile bisa terintegrasi dengan berbagai hal, seperti media sosial, eCommerce, dan lain-lain,” kata Dadwal.
STEVY WIDIA
Discussion about this post