Pemanfaatan Teknologi Digital Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi di Asia

transaksi traveling dengan smartphone

Tingkatkan Keamanan Transaksi Digitalmu di Bulan Ramadan Tanpa Ribet (Foto: ilustrasi)

youngster.id - Pemanfaatan teknologi digital diyakini akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pemulihan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik dari dampak pandemi Covid-19. Percepatan transformasi digital pun disebutkan berpotensi meningkatkan output, mendorong perdagangan dan usaha, serta membuka lapangan kerja secara global.

Kepala Ekonom Asian Development Bank (ADB) Yasuyuki Sawada menyampaikan negara-negara di Asia Pasifik telah memanfaatkan kemajuan teknologi dan digitalisasi untuk mendorong pemulihan ekonomi dan terhubung kembali ke perekonomian global selama masa pandemi.

“Teknologi membantu terjalinnya kaitan global baru, yang membuka peluang ekonomi yang demikian besar, sekaligus memiliki risiko dan tantangan tersendiri,” katanya dalam siaran pers, Kamis (11/2/2021).

Berdasarkan laporan terbaru ADB, Asian Economic Integration Report 2021, disebutkan pendapatan platform digital yang bersifat bisnis-ke-konsumen mencapai US$3,8 triliun di seluruh dunia pada 2019, dengan 48% di antaranya atau sekitar US$1,8 triliun berasal dari Asia dan Pasifik, setara dengan 6% dari produk domestik bruto kawasan ini.

Angka ini diperkirakan meningkat tajam pada 2020 seiring dengan semakin banyaknya transaksi bisnis, seperti pemesanan ojek dan taksi, pengantaran makanan, serta e-commerce, di tengah penerapan pembatasan sosial guna menahan laju penyebaran Covid-19.

Menurut laporan tersebut, kenaikan ukuran sektor digital global hingga 20% dapat meningkatkan output global rata-rata sebesar US$4,3 triliun per tahun, dari 2021 hingga 2025. Dalam perhitungan yang sama, Asia dan Pasifik akan meraih dividen ekonomi senilai lebih dari US$1,7 triliun per tahun, atau lebih dari US$8,6 triliun sepanjang 5 tahun hingga 2025.

Peningkatan penggunaan teknologi digital juga diyakini akan menciptakan sekitar 65 juta pekerjaan baru setiap tahunnya di Asia dan Pasifik hingga 2025, sedangkan perdagangan regional juga diperkirakan akan naik US$1 triliun per tahun sepanjang 5 tahun ke depan.

Yasuyuki juga mengatakan, pemerintah dapat menggali dan meraih manfaat dari perekonomian digital yang terus berkembang melalui kebijakan dan reformasi guna memajukan infrastruktur dan konektivitas digital, sekaligus akses ke infrastruktur dan konektivitas tersebut.

Langkah-langkah tersebut di antaranya adalah dengan mendorong persaingan yang adil dan menyempurnakan berbagai proses terkait kemudahan berusaha, serta meningkatkan jaminan kerja dan perlindungan sosial agar selaras dengan pekerjaan digital.

Namun demikian, laporan tersebut juga menekankan perlunya perhatian pada privasi dan keamanan data, perpajakan, kemitraan antara lembaga publik dan swasta, serta kerja sama di tingkat kawasan.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version