youngster.id - Berkat perkembangan teknologi sekarang ini, peluang untuk mendapatkan kesuksesan dalam bisnis semakin terbuka untuk semua orang. Itu pun berlaku untuk para penyandang disabilitas. Salah satunya dengan memanfaatkan digital marketing.
Digital marketing menjadi salah satu strategi yang paling banyak diterapkan oleh berbagai perusahaan dalam melakukan promosi di era Revolusi Industri 4.0. Bahkan ditambah dengan fitur yang mumpuni sebagai penunjangnya akan membuat digital marketing semakin efektif.
Hal itu diungkapkan oleh Ikhwan Tariqo, seorang tunanetra yang sukses dalam berwirausaha dalam kegiatan Permata Brave, bertema ‘Digital Marketing’ di Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) Cibinong Bogor baru-baru ini.
Ikhwan mengungkapkan, di era digital saat ini semua orang termasuk penyandang disabilitas berkesempatan mewujudkan mimpinya memiliki penghasilan dengan cara berwirausaha sebagai seorang entrepreneur di era digital.
“Online marketing bukan cuma menjadi penghasilan sampingan tetapi juga bisa menjadi penghasilan tetap bagi siapapun ketika ingin melakukan usaha. Karenanya, sebagai penyandang disabilitas, tentunya juga berkesempatan bahwa di era digital ini bisa dimanfaatkan bahkan memberi kesempatan kepada semua orang termasuk para disabilitas untuk mencapai tujuannya membuka peluang usaha,” jelas Ikhwan.
Menurut dia, sebelum seseorang melakukan kegiatan bisnis selain harus cermat dalam memahami keinginan pasar, ada baiknya bisnis yang dijalankan juga berhubungan dengan hobi yang dimiliki.
“Ketika bisnis yang kita jalankan sesuai hobi, tentunya pelakunya sendiri akan senang menjalankannya. Jadi bisnis yang diinginkan bisa dilakukan sesuai hobi. Nggak kalah penting kita harus mencari kebutuhan pasar, apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pasar. Caranya, kalau jaman dulu yang lagi trending itu apa bisa ketahuan dan kalau sekarang kami bisa mengeceknya lebih mudah lagi secara digital dan semua itu bisa dilihat di beberapa ecommerce. Bisnis apa yang sedang digandrungi orang. Dengan begitu, semuanya bisa menjadi inspirasi kita, ketika membuka usaha,” papar lelaki yang akrab disapa Rico.
“Sedangkan untuk, pemasarannya itu bisa dimulai dari sosial media pribadi yang ada mulai facebook, Instagram, WhatsApp dan lain-lain. Hanya saja, kalau untuk usaha ponsel atau device yang digunakan harus berbeda dari ponsel pribadi,” tambahnya.
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia tahun 2018, jumlah tenaga kerja dengan disabilitas baru mencapai 1,2% atau sekitar 2.760 orang. Angka ini masih tergolong rendah, ditambah minimnya kompetensi talenta penyandang disabilitas dalam dunia kerja menjadi salah satu kendala bagi mereka dalam mendapatkan kesempatan berkarya.
Melihat hal tersebut, tingkat pendidikan yang tergolong rendah pada penyandang disabilitas menjadi perhatian dan alasan khusus bagi PermataBank dalam menjalankan program PermataBRAVE Hub.Program milik PermataBank ini ingin membantu mengembangkan pengetahuan dan membangkitkan semangat serta percaya diri penyandang disabilitas, melalui serangkaian pelatihan, pembinaan serta pemberdayaan potensi diri.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post