youngster.id - Tahun 2019 ini, revolusi industri memasuki era industri 4.0 dengan basis teknologi digital. Perubahan ini turut dirasakan percepatannya di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Untuk itu pembangunan sumber daya manusia (SDM) sangat dibutuhkan.
Hal ini terungkap dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (Dismed FMB) 9 dengan tema “Membangun Karakter dan Mental Indonesia”.
Hilmar Farid, DirekturJenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengungkapkan saat ini yang harus dilakukan adalah bagaimana Indonesia bisa membalikkan keadaan dengan fokus meningkatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) sehingga bisa menjadi syarat dasar Indonesia untuk bisa memimpin di kancah global.
“Revolusi karakter menjadi jantung dari Gerakan Nasional Revolusi Mental. Untuk itu, harus terus ditumbuhkembangkan di tengah masyarakat. Bahkan, gerakan revolusi mental merupakan gerakan yang fenomenal. Dalam kehidupan sehari-hari telah banyak terjadi perubahan. Salah satu contohnya yang terjadi di comnuter line (kereta api jabodetabek) di mana saat ini sudah dinilai lebih baik dari sebelumnya,” jelas Hilmar pada acara yang berlangsung Kamis (14/3/2019) di Ruang Rapat Utama, Kantor Staf Presiden (KSP), Gedung Bina Graha, Jakarta.
Menurut dia, pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan pemrintah beberapa tahun belakangan ini. “Terkait infrastruktur, jangan hanya dilihat secara fisik. Tapi lihat juga side effect-nya dari sisi kebudayaan. Dengan adanya infrastruktur pasti akan memberi banyak manfaat dan membuka peluang baru nantinya,” ujarnya lagi.
Selanjutnya, menurut Dirjen Kebudayaan, penguatan pada pendidikan karakter. Pola yang dilakukan sebisa mungkin melalui hal-hal yang praktis. Misalnya, peserta didik diarahkan untuk bergotong royong melakukan bersih-bersih sekolahnya.
“Di Jepang, tidak ada OB (Office Boy) karena semua pekerjaan bisa dilakukan dan menjadi tanggung jawab masing-masing. Sementara persepsi di Indonesia masih berbeda, segala sesuatu harus dibantu oleh orang lain,” pungkas Hilmar.
Diskusi ini turut dihadiri Deputi IV Kemenpora Chandra Bhakti, Deputi Bidang Koordinasi Budaya Kemenko PMK Nyoman Shuida, dan Staf Ahli Mensos Bidang Aksebilitas Mardjuki.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post