youngster.id - YOUNGSTERS.id – Pemerintah mencanangkan pembangunan 100 technopark di Indonesia. Baru-baru ini Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah memulai tahapan pembangunan technopark di Lampung Tengah.
Technopark merupakan suatu kawasan yang membantu perkembangan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan, dengan cara menghimpun komunitas kampus, bisnis, dan organisasi pemerintah dalam satu lokasi.Pemerintah mencanangkan pembangunan 100 technopark di Indonesia, dan untuk mewujudkannya menunjuk BPPT untuk melakukan pendampingan pada delapan kabupaten di Indonesia, termasuk Lampung Tengah.
Kepala Balai Besar Teknologi Pati Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Aton Yulianto menyatakan bahwa BPPT akan menjadi pendamping Pemkab Lampung Tengah dalam mewujudkan technopark yang keberadaannya akan membantu peningkatan taraf ekonomi petani dan peternak di kabupaten ini.
“Pembangunan sepenuhnya wewenang Pemkab Lampung Tengah dan Pemprov Lampung, kami membantu dalam mewujudkan penerapan teknologi bagi produk pertanian yang menjadi unggulan Lampung Tengah,” ucap Aton.
Program di lahan seluas 20 hakter ini untuk meningkatkan dan mempercepat pengembangan produk yang dapat dipasarkan, selain menambah nilai ekonomi pada produk tersebut. Khusus untuk Lampung Tengah, technopark akan melakukan teknologi terapan terhadap tiga produk unggulan daerah ini, yaitu sapi, padi, dan ubi kayu. Pembangunan technopark di Kabupaten Lampung Tengah diperkirakan memerlukan waktu lima tahun.
“Lokasi technopark itu di lahan milik BPPT di Kecamatan Anak Tuha, luasnya sekitar 20 hektare,” kata Sekdakab Lampung Tengah, Adi Erlansyah, di Bandarlampung, beberapa waktu lalu.
Menurut Adi, meskipun memakan waktu hingga lima tahun, pelaksanaan kegiatan dan pelatihan kepada petani akan berlangsung mulai tahun ini, tidak akan menunggu pembangunan technopark itu selesai. “Terlalu lama kalau menunggu pembangunan selesai baru ada kegiatan, secara fungsi seperti pelatihan dan pendampingan petani, sudah mulai kami lakukan sesuai dengan pendampingan dari BPPT,” kata Adi.
Wakil Gubernur Lampung Bachtiar Basri mengatakan Pemprov Lampung memilih Lampung Tengah karena 50,3 persen Produk Domestik Negional Bruto (PDRB) berasal dari sektor pertanian. Dengan kemajuan techno park diharapkan dapat mengurangi impor khususnya pangan.
Produksi padi di Lampung Tengah merupakan yang terbesar jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Lampung. Dengan luas lahan 76 ribu hektare, rata-rata per hektare bisa menghasilkan 5,7 ton hingga 5,8 ton padi. Namun, selama ini hanya sekitar 60 ribu hektare yang mendapat irigasi, sisanya sawah tadah hujan.
“Dengan adanya Technopark, sawah di Lampung Tengah bisa teraliri irigasi secara menyeluruh. Peningkatan produksi padi pun lebih cepat dan hasilnya terus bertambah,” kata Bachtiar.
Selama ini, Lampung Tengah dikenal sebagai penyuplai 25 persen produksi padi Lampung, separuh produksi daging sapi, dan 40 persen produk ubi kayu mentah. Produksi padi di Lampung Tengah saat ini adalah mencapai 800 ribu ton, sapi potong sebanyak 250 ribu ekor, dan 3 juta ton ubi kayu.
Pemkab setempat menargetkan akan ada kemandirian bibit sapi untuk pengembangan ternak tersebut di Lampung Tengah, dengan adanya technpark ini, tidak seperti sekarang yang cenderung masih mengandalkan bibit sapi impor.
Pemkab Lampung Tengah menargetkan technopark dapat meningkatkan produksi padi daerah ini dari lima ton per hektare saat ini, menjadi tujuh ton per hektar. Sedangkan ubi kayu, Pemkab Lampung Tengah menargetkan peningkatan produksi menjadi 30 hingga 40 ton per hektar, dengan adanya bantuan inovasi teknologi oleh technopark.
Program pengembangan ternak sapi juga terus digalakkan selama beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik setempat, pada tahun ini jumlah sapi di Lampung Tengah mencapai 240 ribu ekor. Jika selama ini fokusnya hanya penggemukan, dengan adanya technopark, program penggemukan diharapkan bisa berubah menjadi program pembibitan.
Bachtiar menyebutkan, inovasi dalam berbagai sektor menjadi kunci dalam upaya meningkatkan daya saing daerah untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal itu selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Lampung 2014-2019 bahwa visi menuju Lampung maju dan sejahtera 2019 dan misi pertamanya pembangunan ekonomi dan memperkuat kemandirian daerah.
“Technopark merupakan implementasi dari sistem inovasi daerah secara terarah dan berkesinambungan untuk meningkatkan daya saing. Sehingga diharapkan kita dapat menghasilkan produk-produk yang inovatif di segala bidang terutama dalam menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2016,” jelas Bachtiar.
Pejabat Bupati Lampung Tengah Edarwan menjelaskan, technopark sebagai sarana untuk mensinergikan aktivitas antara pemerintah, perguruan tinggi dan dunia usaha serta masyarakat dalam wadah techno park yang memungkinkan aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat. “Sehingga akan menghasilkan riset, ide, gagasan, kreativitas dan inovasi guna menghasilkan produk-produk yang berdaya saing di Provinsi Lampung serta bermanfaat bagi pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha serta masyarakat,” ujar Edarwan.
Technopark Lampung Tengah merupakan upaya mempercepat peningkatan perekonomian rakyat, karena itu. diharapkan kreativitas pemerintah daerah untuk membangun sarana pendukung baik infrastruktur maupun yang lainnya agar daerah itu maju.
STEVY WIDIA
(Sumber: ANTARA)