youngster.id - Pemerintah akan melanjutkan program bantuan kuota data internet dan bantuan uang kuliah tunggal (UKT) Tahun 2021 sebesar Rp2,4 juta/mahasiswa. Kebijakan ini diambil untuk mendukung kegiatan masyarakat terutama siswa, mahasiswa, hingga pengajar dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang belum berakhir.
“(Pandemi) menyebabkan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka yang tadinya akan dilakukan pada bulan Juli namun belum bisa dilakukan. Dan juga kita mendengar juga persoalan atau permasalahan yang harus ditangani juga adalah potensi adanya mahasiswa yang rentan drop out karena ekonomi keluarga terdampak oleh covid,” ungkap Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan RI dalam siaran pers Peresmian Lanjutan Bantuan Kuota Internet dan Bantuan UKT Kamis (5/8/2021).
Menurut dia, bantuan kuota internet akan diberikan mulai bulan September hingga November. Adapun rincian per bulannya, siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mendapatkan 7 GB, siswa Pendidikan Dasar Menengah (dikdasmen) atau setara mendapat 10 GB, guru PAUD dan dikdasmen atau setara mendapat 12 GB, sedangkan pendidikan tinggi baik dosen maupun mahasiswa mendapat 15 GB.
Dikatakan Sri Mulyani, pemberian bantuan mulai bulan September didasarkan pada pembaruan data siswa dan mahasiswa.
“Basis data awal yang dipakai sebelumnya, tentunya yang sudah dipakai hingga sampai dengan pemberian kuota sampai dengan pertengahan tahun 2021, perlu untuk diupdate dengan adanya tahun ajaran baru,” jelas Menkeu.
Sementara itu, estimasi penerima bantuan kuota internet sebanyak 1.529.949 siswa PAUD, 20.528.602 siswa dikdasmen, 1.560.073 guru PAUD dan dikdasmen, serta 3.272.620 dosen dan mahasiswa.
Tak hanya bantuan internet, bahkan pemerintah juga akan memberikan bantuan UKT. Menkeu Sri Mulyani menegaskan masing-masing mahasiswa nantinya akan menerima sebesar Rp2,4 juta untuk satu semester.
“Bantuan UKT ini sasarannya 310.508 mahasiswa dengan bantuan Rp2,4 juta per mahasiswa untuk satu semester ganjil tahun 2021-2022,” tandasnya.
Menurutnya, bantuan ini diberikan bagi mahasiswa yang tidak atau belum menerima bantuan lain seperti Kartu Indonesia Pintar atau Kartu Indonesia Kuliah dan penyalurannya melalui rekening perguruan tinggi.
Dengan bantuan ini Menkeu berharap mahasiswa yang orang tuanya mendapat tekanan ekonomi tidak drop out. “Kami akan terus bersama-sama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk terus mendukung agar para siswa dan juga para pengajar tidak terdampak terlalu besar,” tutup Menkeu.
STEVY WIDIA
Discussion about this post