youngster.id - Pemerintah berharap dapat mendigitalisasi 10 juta UMKM sepanjang tahun ini. Kementerian Koperasi dan UKM mencatat melalui gerakan #BanggaBuatanIndonesia, sudah ada 789 ribu UMKM yang masuk ke ekosistem digital atau dalam tujuh pekan. Angka ini mencakup 39,45% dari 2 juta UMKM yang ditargetkan pemerintah sampai akhir tahun.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki optimis target 10 juta UMKM ke platform digital di akhir tahun bisa tercapai. Namun dia berharap dukungan dari banyak pihak. Sebelumnya, Kemenkop UKM mencatat, baru ada 8 juta atau 13% dari total UMKM Tanah Air yang sudah go-digital pada Mei 2020.
“Meski mulai banyak sektor usaha kecil yang mengarah ke platform digital, masih ada sejumlah tantangan lain yang akan dihadapi oleh UMKM untuk bisa sukses di ekosistem digital,” kata Teten dalam webinar Transformasi Digital UKM, Kamis (9/7/2020).
Menurtu Teten tantangan itu datang dari , minimnya edukasi dan persaingan kualitas produk. Tingkat keberhasilan UMKM dalam menjual produknya pada ekosistem digital menurutnya saat ini hanya berkisar 4%-10%.
Oleh karena itu, untuk mendorong UMKM bisa bertahan di platform digital, Kemenkop kemudian bakal melakukan beberapa pendekatan dan pendampingan kepada para pelaku UMKM, seperti memperluas akses pasar, bantuan permodalan, dan pelatihan. Dari sisi pemasaran, pihaknya mengandalkan trading house SMESCO.
“Ini memudahkan UMKM yang tersebar di berbagai daerah. Kami buat e-catalog agar seluruh produk UMKM mudah terhubung dengan buyer luar negeri maupun dalam negeri,” kata Teten.
Kemudian, pemerintah juga memberi kesempatan produk UMKM yang mempunyai kualitas standar bagus masuk dalam pengandaan di e-catalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Terkait hal ini, pemerintah akan merealisasikan anggaran sebesar Rp 321 triliun di 2020 untuk belanja barang.
“Kebutuhan kantor misal furniture, paket meeting, makanan, minuman, seragam olahraga, batik ini akan menggerakkan perekonomian UMKM. Artinya market demand digerakan,” kata dia.
Dari sisi permodalan, pihaknya memberikan bantuan restrukrisasi cicilan, subsidi bunga kredit dan subsidi pajak. “Bagi UMKM yang membutuhkan modal kerja baru kami juga sediakan termasuk UMKM yang belum terhubung ke pembiayaan,” ujarnya. Berikutnya, pemerintah juga menggelar beberapa program pelatihan baik melalui situs Edukukm.id, pelatihan dari e-commerce dan lainnya. “Event ini kami siapkan pelatihan sampai ke mendorong inovasi digital supaya manfaatkan momentum percepatan digitalisasi,” ujarnya.
Di sisi lain, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan UMKM merupakan tulang punggu ekonomi nasional. Kendati demikian, pandemi telah memukul bisnis ini, sehingga UMKM turut mengalami penurunan permintaan sebesar 26,8%. Menurutnya, sektor industri makanan dan industri kreatif paling terdampak pandemi. Kondisi seperti itu lantas memaksa UMKM untuk go digital. “Ini kami lihat juga digitalisasi sudah jadi kebutuhan UMKM,” ujarnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post