Pemerintah Siapkan 3 BUMN Untuk Pendanaan Startup dan Unicorn Indonesia

pegawai startup

Glints & MHV : Gaji Pegawai Startup Menurun Tajam Sepanjang Tahun 2023 (Foto: ilustrasi/istimewa)

youngster.id - Saat ini Indonesia baru me­miliki lima startup unicorn dengan valuasi nilai mencapai US$1 miliar. Berbeda dengan Tiongkok yang memiliki 101 unicorn dan Amerika Serikat (AS) memiliki 207 unicorn. Untuk itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyiapkan program pendanaan untuk startup anak bangsa di tiga BUMN, yakni Telkom, Mandiri, dan BRI Ventures.

“Kami siapkan pendanaannya di Telkom, Mandiri, dan BRI ventures. Karena kebanyakan unicorn dan startup Indonesia sekarang dimiliki oleh asing,” ujar Erick Thohir dalam orasi ilmiah virtual di Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatera Barat, Sabtu (23/10/2021).

Menurut Erick, selama ini BUMN tidak hadir untuk startup dan unicorn. Sehingga tidak bisa disalahkan jika perusahaan rintisan kemudian dimiliki oleh asing. Untuk itu, BUMN harus berpihak kepada startup-startup muda Indonesia, yang selama ini dibantu investasinya oleh asing. Sehingga BUMN bisa memberikan kesempatan anak muda Indonesia untuk berkarya.

Menurut Erick, pembiayaan ini dan akan diluncurkan oleh bapak Presiden Joko Widodo pada minggu kedua Desember 2021, dengan tiga keharusan, antara lain penciptanya dan pemiliknya orang Indonesia, perusahaannya beroperasi di Indonesia, dan yang harus go public di Indonesia.

“Kami di Kementerian BUMN sudah bersepakat bersama BUMN-BUMN bahwa yang namanya R&D dikembalikan ke universitas. Kami hanya mengomersialisasikan dan mengkorporasikan, jangan BUMN justru menjadi saingan universitas-universitas,” katanya.

Menteri BUMN ini mendorong generasi muda untuk memiliki perusahaan-perusahaan besar yang menjadi unicorn baru. Erick yakin Indonesia memiliki peluang me­nambah hingga 20 perusahaan rintisan unicorn. Bahkan Kementerian BUMN menargetkan ada 25 unicorn baru dalam beberapa tahun ke depan. Kondisi itu juga mendorong perusahaan-perusahaan menjadi besar, membuka lapangan kerja yang sangat masif, dan mendorong ekonomi untuk memastikan Indonesia juga terproteksi dengan digitalisasi. Sehingga Indonesia tidak hanya menjadi pasar saja, tapi juga melahirkan banyak entrepreneur.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version