PEN Persiapkan Program Pemulihan UMKM

Produk UMKM menjadi salah satu daya tarik turis di Bali. (Foto: Istimewa/Youngsters.id)

youngster.id - Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akan mempercepat perbaikan dalam bidang ekonomi karena terdampak Covid-19. Sebagai langkah awal, satgas telah mempersiapkan dua program yang ditargetkan bagi UMKM.

Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kedua program tersebut adalah penyaluran bantuan UMKM produktif dan penyaluran kredit usaha dengan subsidi bunga.

“Bapak Presiden,Bapak Menko Perekonomian dan Bapak Menteri BUMN memberi pesan kepada kami bahwa bantuan sosial ini harus dipercepat, ditingkatkan penetrasinya dan juga disalurkan menjadi bantuan sosial yang sifatnya produktif. Oleh sebab itu, kami mendorong penyaluran bantuan UMKM produktif yang ditargetkan ke 12 juta UMKM termasuk yang belum terakses kredit perbankan,” kata Budi dalam keterangannya,Sabtu (1/8/2020).

Target penerima bantuan ini adalah 12 juta UMKM mikro dan ultra mikro dengan bantuan sebesar Rp 2,4 juta per pelaku usaha. Kedua program tersebut dijalankan diluar program-program bantuan sosial seperti misalnya Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Kartu Sembako yang selama ini sudah berjalan dengan baik.

Budi juga menjelaskan mengenai penyaluran kredit usaha dengan subsidi bunga. Program yang berkesinambungan dengan program pertama tersebut ditujukan kepadapelaku usaha yang terdampak Covid-19.

Pelaku usaha nantinya akan diberikan pinjaman sebesar Rp 2 juta dengan tenor 12 bulan dan suku bunga pinjaman 0%”Kami juga diberikan amanat untuk bisa membantu pegawai UMKM termasuk mereka yang di–PHK danyang sifatnya rumah tangga.

“Pihak-pihak ini kami bantu dengan penyaluran kredit berbunga yang rendah dan subsidi bunga untuk UMKM. Hal ini dilakukan agar mereka terus bisa berusaha di tataran keluarga,” ujar Budi.

Menurut dia, krisis ekonomi yang sedang dialami Indonesia saat ini berbeda dengan krisis ekonomi sebelumnya. Tekanan pada perekonomian Indonesia kini disebabkan oleh krisis kesehatan dimana masyarakat memiliki keterbatasan dalam melakukan kontak fisik dan bepergian. Oleh sebab itu agar ekonomi Indonesia bisa bangkit, maka rasa aman di masyarakat perlu kembali dipulihkan. Hal ini bisa dicapai dengan terus mengimplementasikan protokol kesehatan dalam tatanan normal baru.

“Agar perekonomian Indonesia bisa bangkit yang dibutuhkan bukan hanya program namun gerakan mengimplementasikan kebiasaan baru yang sesuai protokol kesehatan. Sehingga efek yang dihasilkan pun lebih masif dan bisa memberikan hasil yang berkesinambungan di masa depan,” kata Budi menegaskan.

STEVY WIDIA

Exit mobile version