youngster.id - Berdasarkan data dari National Cyber Security Index (NCSI), skor indeks keamanan siber Indonesia naik dari 38,96 poin di tahun 2022, menjadi 63,64 pada April 2023. Peningkatan skor turut mengerek ranking indeks keamanan siber Indonesia, dari peringkat 83 ke 47 dari 175 negara.
Kendati begitu Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia (Kemenkominfo) terus menggelar program literasi digital untuk mewujudkan masyarakat yang #MakinCakapDigital.
Bekerja sama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Kemenkominfo kembali menggelar Pekan Literasi Digital. Seribu peserta dari berbagai kalangan di Sikka, menghadiri workshop sehari “Pemahaman Terhadap Data Pribadi di Dalam Ruang Digital”, yang digelar di Sikka Convention Center.
Dalam sambutannya, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, mengatakan bahwa internet telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di daerahnya. Namun ada sejumlah persoalan dalam penggunaan internet di masyarakat yang perlu mendapat perhatian khusus, seperti penyebaran hoax dan keamanan data pribadi.
“Workshop seperti ini penting untuk meningkatkan wawasan, sehingga masyarakat di Kabupaten Sikka bisa memanfaatkan internet secara optimal sekaligus terhindar dari hoax dan peretasan,” kata Fransiskus, dikutip Minggu (28/5/2023).
Pernyataan Fransiskus sejalan dengan Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang mencatat penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 78,19% pada 2023 atau menembus 215.626.156 jiwa. Bila dibandingkan dengan survei periode sebelumnya, tingkat penetrasi internet Indonesia pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 1,17%.
Dosen Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero, Yohannes De Brito Nanto menjelaskan, transformasi digital membuat data pengguna menjadi tambang baru yang bernilai tinggi. Penyalahgunaan data pribadi dapat menyebabkan kerugian ekonomi hingga menjadi ancaman bagi ideologi negara. “Dengan menjaga keamanan data pribadi, berarti turut mencegah aksi kriminalitas,” ucap Yohannes.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Nipa, Rini Kartini. Menurut Rini, masyarakat perlu memahami perbedaan data pribadi yang bersifat umum dan khusus.
“Perlindungan data pribadi pertama berasal dari individu subjek data. Maka dari itu, setiap orang harus sadar serta paham data pribadi mana saja yang boleh mereka bagi dan yang perlu mereka tutupi,” ujar Rini.
Kesadaran untuk menjaga keamanan data pribadi juga diungkap CEO Next Generation Indonesia, Khemal Andrias. Ia memberikan tips untuk rutin mengganti pasword semua akun serta tidak sembarangan mengakses link yang dibagikan.
“Bila dimanfaatkan dengan baik, digitalisasi merupakan kunci pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Khemal.
HENNI S.
Discussion about this post