youngster.id - Kebutuhan masyarakat akan layanan digital terus meningkat. Diperkirakan pengguna internet di Indonesia di awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Bahkan tercatat ada 96,4 % atau 195,3 juta orang Indonesia mengakses internet melalui ponsel genggam. Hal ini mendorong operator terus meningkatkan kualitas layanan.
Telkomsel baru saja mengumumkan penggabungan brand prabayar perusahaan dari Simpati, Kartu As dan Loop menjadi Telkomsel Prabayar. Sementara layanan pascabayar dengan brand Kartu Halo diubah menjadi Telkomsel Halo.
“Telkomsel yang baru hadir sebagai brand yang lebih ekspansif dan menarik. Maka dari itu, kami akan membawa layanan yang variatif dalam menjawab kebutuhan setiap pelanggan agar dapat lebih menikmati hidup dengan kemudahan teknologi dan gaya hidup digital masa kini,” kata Denny Abidin VP Corporate Communications Telkomsel pada konferensi pers virtual, Senin (5/7/2021) .
Dia menegaskan, sebagai digital telco company, Telkomsel ingin menguatkan pemenuhan kebutuhan konsumen kami di bidang digital. Dengan adanya perkembangan teknologi dan digitalisasi gaya hidup masyarakat, Telkomsel dulu, kini, dan selalu akan berfokus untuk menyediakan produk dan layanan terbaik bagi pelanggan di seluruh usia, dengan misi dan semangat yang sama yaitu peningkatan gaya hidup digital di Indonesia.
Vice President Prepaid Customer Jawa dan Bali Nusra Telkomsel, Tuty R. Afriza, mengatakan, dengan perubahan brand dari Simpati, Kartu As, dan Loop menjadi Telkomsel Prabayar, Telkomsel ingin menyederhanakan layanan prabayarnya.
“Tidak ada yang berubah, kami tetap mempertahankan produk dan layanan yang sebelumnya. Semuanya tetap bisa didapatkan tanpa harus mengganti nomor maupun kartu SIM,” kata Tuty.
Dia menjelaskan, di awal kehadirannya, Simpati, Kartu As, dan Loop menyasar segmen pengguna yang berbeda. Simpati misalnya untuk pengguna profesional, Kartu As untuk masyarakat yang lebih luas, dan Loop untuk konsumen muda. Namun seiring perubahan zaman yang lebih digital, tidak ada lagi segmentasi-segmentasi pelanggan.
Kenyataannya, di pasaran banyak pelanggan profesional justru menjadi pengguna Loop yang ditujukan untuk menyasar anak muda atau sebaliknya. Oleh karenanya, Telkomsel sampai pada kesimpulan bahwa hal yang berbeda antara satu dan pelanggan lain adalah kebutuhannya.
“Kami berupaya mengakomodir kebutuhan data pelanggan. Karena ada pelanggan yang menikmati video, ada yang suka gim, dan lain-lain. Dan itu bukan karena segmentasi berdasarkan demografi anak muda atau mass market, melainkan karena kebutuhan data,” tutur Tuty.
Meski menggabungkan tiga brand menjadi satu brand baru, menurut Tuty, tidak ada yang berubah dari layanan Telkomsel. Dia bahkan memastikan para pelanggan Simpati, Kartu As, dan Loop masih terus bisa menikmati seluruh layanan, paket produk, dan aturan yang berlaku sebelumnya.
Vice President Sales and Care Strategy Telkomsel Adhi Putranto mengatakan saat ini total kartu perdana Telkomsel yang tersedia di pasaran sekitar 6-7 juta kartu perdana dengan komposisi 1:3, jumlah kartu perdana baru mendominasi.
Adhi mengatakan, tidak akan ada penarikan kartu perdana lama Simpati, Kartu As, Loop. Ia juga memastikan, kartu perdana lama yang ada di pasaran tetap bisa diaktivasi dan dibeli seperti sebelumnya.
“Praktinya, saat ini di pasaran ada dua kartu perdana, packaging lama dan baru. Keduanya dapat dibeli, diaktifkan, dan bisa menikmati paket-paket di produk yang baru.
STEVY WIDIA