Peran Industri Asuransi dalam Membangun Ketahanan Iklim di Tengah Ketidakpastian Global

industri asuransi

Peran Industri Asuransi dalam Membangun Ketahanan Iklim di Tengah Ketidakpastian Global (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Sejatinya, perlu aksi bersama menghadapi dampak cuaca ekstrem dan bencana alam yang makin sering terjadi. Pasalnya, butuh biaya tinggi akibat peristiwa itu. Karenanya, pembuat kebijakan harus membangun masyarakat dan perekonomian yang lebih tangguh terhadap risiko iklim.

Zurich Insurance Group (Zurich) dalam laporan terbarunya berjudul “Climate Risks: Strategies for Building Resilience in a More Volatile World” memaparkan tingginya biaya akibat cuaca ekstrem, dan peran industri asuransi di dalamnya.

Menurut Kamar Dagang Internasional (International Chamber of Commerce) dalam satu dekade terakhir bencana seperti badai, banjir, dan kebakaran hutan menyebabkan kerugian ekonomi hingga US$2 triliun. Frekuensi dan intensitas kejadian ini terus meningkat, diperparah oleh perubahan iklim jangka panjang seperti kenaikan suhu, permukaan laut, dan perubahan pola hujan.

CEO Europe, Middle East & Africa (EMEA) and Bank Distribution Zurich, Alison Martin mengatakan, industri asuransi memiliki peran penting dalam memperkuat ketahanan terhadap risiko iklim secara fisik. Namun, untuk mengatasi meningkatnya biaya akibat cuaca ekstrem dan bencana alam, diperlukan tindakan kolektif dan segera.

“Laporan ini menjadi panduan untuk pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat berkolaborasi dalam menghadapi tantangan yang semakin besar yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem dan bencana alam,” kata Alison, Selasa (20/5/2025).

Asuransi memiliki peran penting dalam melindungi rumah tangga, pelaku usaha, dan pemerintah dari kerugian finansial akibat bencana. Akan tetapi, cakupan perlindungan asuransi belum mampu mengimbangi besarnya potensi kerugian, mengakibatkan semakin banyak pihak yang kurang atau tidak terlindungi.

Zurich mendorong pendekatan baru yang menitikberatkan pada pengurangan risiko dan perluasan jangkauan perlindungan asuransi. Industri asuransi dapat memberikan wawasan dan kemampuan manajemen risiko untuk memperkuat ketahanan terhadap risiko iklim secara fisik. Industri asuransi juga dapat membantu membuka pembiayaan yang diperlukan untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan guna memberikan ketahanan tersebut, serta meningkatkan perlindungan yang diberikan oleh asuransi.

Chief Risk Officer Zurich Indonesia, Kabilarang Sinabang, menambahkan, ketahanan harus dibangun sejak awal, bukan hanya sebagai respons setelah bencana terjadi.

“Industri asuransi memiliki peran penting dalam mendorong edukasi dan pencegahan atas risiko iklim, bekerja sama dengan sektor publik maupun swasta untuk menciptakan skema berbagi risiko yang inovatif,” imbuh Kabilarang.

Meskipun demikian, industri asuransi tidak dapat mengatasi tantangan ini sendirian. Diperlukan upaya terkoordinasi antara sektor swasta dan publik. Dalam laporan ini, Zurich merekomendasikan tiga langkah penting:

Pertama, Fokus pada Investasi Pencegahan dan Pengurangan Risiko. Pemerintah perlu membuat komitmen formal dalam membangun ketahanan iklim, termasuk melalui strategi yang kuat, regulasi tata ruang, dan penerapan standar bangunan. Langkah-langkah ini mencakup pembentukan pusat kompetensi nasional dan pemanfaatan teknologi, analisis data, serta riset ilmiah untuk mitigasi risiko.

Kedua, Perluas Akses dan Keterjangkauan Asuransi melalui Kerangka Kebijakan yang Mendukung. Pemerintah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko cuaca ekstrem serta memberikan insentif bagi rumah tangga dan pelaku usaha untuk bisa mendapatkan perlindungan asuransi. Hal ini bisa dicapai dengan membangun lingkungan regulasi yang mendukung kapasitas pasar, menarik pemain baru, serta mendorong persaingan dan inovasi untuk memperluas pilihan perlindungan bagi nasabah.

Ketiga, Mengembangkan Solusi Pembagian Risiko Publik-Swasta untuk Meningkatkan Ketahanan Iklim Keuangan. Solusi inovatif, seperti blended finance dan (re)insurance pool, bisa membantu berbagi sumber daya dan distribusi risiko, meningkatkan keterjangkauan dan mencegah meluasnya “daerah tanpa asuransi.” Kemitraan publik-swasta dapat meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan asuransi, terutama di wilayah berisiko tinggi.

“Zurich berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan global guna membangun masa depan yang lebih tangguh, agar masyarakat dan perekonomian tetap dapat berkembang meski menghadapi risiko iklim yang semakin besar,” tutup Alison.

Exit mobile version