youngster.id - Schneider Electric bersama Schneider Electric Foundation, dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memperbarui kemitraannya di bidang pendidikan vokasi.
Kemitraan yang diperbarui ini berfokus pada pengembangan pendidikan vokasi di bidang kelistrikan, otomasi, dan energi terbarukan, sehingga dapat mencetak tenaga kerja vokasi yang terampil dengan keahlian yang relevan dengan industri.
Martin Setiawan, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste mengatakan, pendidikan adalah kunci untuk membangun masa depan yang berkelanjutan. Dengan memperbarui kemitraan ini, pihaknya tidak hanya membekali individu dengan keterampilan yang mereka butuhkan, tetapi juga mendorong pertumbuhan di seluruh industri.
“Kami berkomitmen untuk menyediakan alat dan sumber daya yang diperlukan agar Indonesia dapat berkembang di sektor energi dan otomasi yang terus berevolusi. Bersama-sama, kami menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan maju secara teknologi,” kata Martin, dikutip Jum’at (6/12/2024).
Kerja sama ini dibangun berdasarkan kemitraan yang sukses yang dimulai pada 2017 melalui inisiatif “Campus Pro International,” yang menghasilkan pendirian Pusat Keunggulan Kelistrikan, Otomasi, dan Energi Terbarukan atau Centre of Excellence for Electricity, Automation, and Renewable Energy (CoE EARE) serta peningkatan kualitas di 144 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Selama tujuh tahun terakhir, inisiatif ini telah melatih lebih dari 1.100 pendidik dan lebih dari 35.000 siswa, melampaui target awal yaitu 248 pendidik dan 10.800 siswa.
Kesepakatan baru ini akan memperluas dampak Pusat Keunggulan tersebut guna memastikan pendekatan yang berkelanjutan dan jangka panjang dalam pengembangan pendidikan dan keterampilan di bidang kelistrikan, otomasi, dan energi terbarukan. Inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencetak tenaga kerja terampil di seluruh Indonesia, guna memenuhi kebutuhan sektor kelistrikan yang terus meningkat, di mana pada tahun 2020 hingga 2024 sektor ini membutuhkan paling tidak 350.000 pekerja untuk mendukung ekspansi berkelanjutan.
Kemitraan ini akan berlangsung selama tiga tahun ke depan, dengan prioritas pada inisiatif:Revitalisasi Center of Excellence (CoE) dan 144 sekolah yang telah ada, serta peningkatan laboratorium untuk 15 hingga 30 SMK di bidang kelistrikan, otomasi, dan energi terbarukan; Peningkatan kualitas CoE EARE melalui program pelatihan untuk pendidik dan tenaga kependidikan; Penguatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan melalui program peningkatan keterampilan (upskilling) dan pelatihan ulang (reskilling) bagi penerima manfaat program; Pengembangan teknologi di SMK dan CoE EARE; dan Memberikan peluang bagi pendidik dan tenaga kependidikan penerima manfaat program untuk mengikuti pelatihan serta kunjungan ke fasilitas Schneider Electric.
Muhammad Yusro, Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengatakan, kolaborasi ini mencerminkan komitmen kuat antara pemerintah dan sektor industri untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi tantangan di bidang kelistrikan, otomasi, dan energi terbarukan yang semakin kompleks dan kompetitif.
“Inisiatif ini sangat penting untuk memastikan lulusan pendidikan SMK dapat berkontribusi pada pengembangan industri nasional dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja masa depan. Dengan membekali pendidik dan siswa dengan keterampilan serta teknologi terbaru, kita tidak hanya meningkatkan prospek karier mereka, tetapi juga memperkuat kemampuan Indonesia untuk menghadapi tantangan lanskap industri yang terus berubah,” ujar Yusro.
HENNI S.