youngster.id - Kemajuan teknologi turut mengubah model bisnis, pola kerja hingga sistem perkuliahan. Sehingga kompetensi lulusan perguruan tinggi akan mampu memenuhi kebutuhan dunia usaha dan industri. Untuk itu perguruan tinggi perlu memiliki inkubator teknologi inovasi.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menuturkan, sumber daya manusia Indonesia harus disiapkan untuk tanggap terhadap perubahan. Menurut dia, jika tak menyelami teknologi, maka bangsa Indonesia akan terus tertinggal.
Bukan hanya semakin ditinggalkan oleh para negara maju, tetapi juga akan kalah bersaing dengan sesama negara berkembang. Ia menuturkan, inovasi sangat diperlukan agar Indonesia bisa mengikuti perkembangan zaman yang telah memasuki era ekonomi digital.
“Prodi-prodi kekinian menjadi sangat penting, jika tidak maka akan tertinggal. SDM bangsa Indonesia ke depan harus tanggap terhadap perubahan. Jangan bussiness as usual. Kalau seperti itu terus akan ketinggalan, terutama kalau tidak mau tanggap terhadap kemajuan teknologi,” kata Nasir, Senin (13/11/2017), di Kantor Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta.
Menurut dia, dosen harus bisa beradaptasi karena mahasiswa jaman sekarang sudah terbiasa menggunakan perangkat teknologi. “Sistem perkuliahan di masa depan dapat berubah menjadi tanpa kelas dan bisa dilakukan lewat sambungan telekomunikasi jarak jauh. Saya berharap para pengelola perguruan tinggi tidak lagi terlalu banyak membangun gedung karena ke depan perkembangan perkuliahan tidak akan lagi memerlukan kelas,” katanya.
Nasir mengatakan, pusat inkubator teknologi inovasi menjadi langkah awal dari pemerintah dan kampus untuk menyiapkan mahasiswa yang berdaya saing global. Inkubator inovasi berguna untuk menopang model bisnis masa depan dunia. Untuk itu, semua kampus di daerah kini mulai didorong untuk memiliki dan mengembangkan inkubator inovasi yang sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing.
STEVY WIDIA