youngster.id - Sebagai upaya memperkuat digitalisasi perusahaan dalam hal kerja sama pengelolaan lahan hutan dengan masyarakat sekitar hutan, Perhutani meluncurkan aplikasi social partnership “Socio Forest”.
Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro menjelaskan bahwa peluncuran aplikasi Socio Forest merupakan langkah Perhutani untuk mengelola hutan secara berkelanjutan bersama masyarakat dan stakeholder di era digitalisasi.
“Socio Forest merupakan salah satu proyek strategis Perhutani pada tahun 2023. Kami sudah luncurkan dan terus kembangkan lebih luas lagi, agar masyarakat lebih mudah dalam pengelolaan hutan bersama Perhutani, dan transparan. Ini sesuai arahan dari Kementerian BUMN melalui pak Wakil Menteri (Pahala Nugraha Mansury),” jelas Wahyu, dikutip Senin (19/6/2023).
Aplikasi Socio Forest merupakan salah satu inisiatif strategis Perum Perhutani yang bertujuan untuk menjawab tantangan zaman dengan terus berinovasi di bidang digitalisasi. Socio Forest bertujuan sebagai upaya perbaikan ekosistem kerjasama pengelolaan hutan dari sinergi bisnis, yang lebih transparan bersama masyarakat berbasis mobile app.
Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh Perhutani di bidang digitalisasi ini. Menurutnya, Socio Forest merupakan program platform Kemitraan Sosial antar BUMN dalam ekosistem agroforestry.
“Socio Forest merupakan pilot program kita, dalam hal kemitraan social agroforestry. Perhutani mempunyai amanah untuk menjaga hutan, dan dengan Socio Forest ini kita rangkul masyarakat mengelola dan menjaga hutan bersama,” ujar Pahala.
Sementara itu Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, mengungkapkan bahwa Socio Forest merupakan langkah nyata Perhutanan Sosial yang lebih modern sesuai perkembangan zaman.
“Ini merupakan Langkah tindak lanjut Perhutani dalam mengimplementasikan PP 23 tahun 2021 tentang Perhutanan Sosial. Socio Forest harus dikembangkan lebih luas,” ujar Alue.
Menurut Wahyu, saat ini Socio Forest telah diaplikasikan pada 14 dari 57 KPH Perhutani sebagai tahap awal. Komoditas yang menjadi fokus agroforestry juga beragam, mulai dari Kopi, Padi, Jagung, Rotan, Singkong, dan Tebu. Pelaksanaan dan pengembangan Socio Forest juga menggandeng BUMN lainnya seperti PT Perkebunan Nusantara Holding, Perum BULOG, ID FOOD, dan Pupuk Indonesia.
Perhutani membuat Heads of Agreement (HoA) bersama empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai sinergi dalam platform Kemitraan Sosial.
“Nantinya, semua BUMN yang terlibat dalam HoA Sinergi Platform Kemitraan Sosial ini bertugas dengan perannya masing-masing, mulai dari penyedia bibit tanaman dan pupuk, hingga menjadi pembeli (offtaker) hasil panen Petani,” tutup Wahyu.
STEVY WIDIA
Discussion about this post