youngster.id - Pertumbuhan e-Commerce di Indonesia sangat pesat. Diprediksi nilai transaksi e-Commerce Indonesia akan mencapai US$ 46 miliar pada 2025. Itu berdampak pada lonjakan pertumbuhan jasa logistik dan express.
Pada periode 2016-2017 hampir semua penyedia jasa logistik dan express tumbuh di atas 30 %. Demikian diungkapkan General Manager (GM) Express JNE, Agusnur Widodo.
“Perkembangan e-Commerce begitu pesat. Penjualan pemain besar e-Commerce naik lumayan tinggi. Ini berimbas pada logistik dan express. Hampir semua express berkembang pesat. Habit belanja sekarang kan ke online,” kata Agusnur , baru-baru ini di Bandung.
Dia menyebutkan pada periode tersebut kinerja jasa logistik dan express JNE tumbuh 30-40 %. Kontribusi Jabar tergolong besar. Dengan jumlah penduduk besar dan umumnya sudah melek informasi, kontribusi Jabar mencapai 10-15 % nasional. Kendati demikian, kontributor terbesar masih dipegang Jakarta.
Sementara Deputy GM JNE, Hasmeliyani Suseno, menambahkan, fesyen menjadi produk paling banyak dibeli masyarakat secara online. Hampir 48 persen paket e-Commerce yang dikirimkan melalui JNE adalah produk fesyen.
“Perkembangan fesyen Indonesia sangat besar. Selain fesyen, kuliner juga menjadi produk yang banyak dibeli masyarakat secara online,” ujarnya.
Agusnur juga mengatakan, tingginya minat masyarakat untuk membeli makanan secara online pulalah yang mendorong JNE meluncurkan Pesona Nusantara sejak 2012. Melalui Pesona Nusantara, konsumen bisa membeli makanan khas dari beragam daerah di Indonesia. “Kami sudah bekerja sama dengan sejumlah UMKM makanan khas dari berbagai daerah,” ujarnya.
Seperti diketahui, beberapa tahun terakhir Indonesia memasuki era “The Borderless World” secara masif. Lebih dari separuh populasi negeri ini sudah terhubung dengan internet. Dua tahun terakhir, penetrasi internet di Indonesia naik signifikan, dengan laju pertumbuhan sebesar 50,8 persen.
Kondisi ini mendorong pertumbuhan e-Commerce secara signifikan. Data Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) 2016 menyebutkan, penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 132,7 juta dari 256,2 juta penduduk atau 51,8 % populasi. Pada tahun sebelumnya, penetrasi pengguna internet diperkirakan baru mencapai 88 juta jiwa.
Chief Sharing Vision Dimitri Mahayana memprediksi, pada 2025 nilai transaksi e-Commerce Indonesia akan mencapai US$ 46 miliar.
Tak hanya populasi netizen, jumlah pengguna smartphone juga terus menanjak dengan signifikan. Data Lembaga Riset Telematika Sharing Vision menyebutkan, laju pertumbuhan majemuk tahunan (compound annual growth rate/CAGR) smartphone mencapai 11 % dan CAGR internet 13 %.
STEVY WIDIA