youngster.id - Perlahan tapi pasti, proses transaksi beralih dari offline ke online. Maraknya transaksi berbasis online mendorong pertumbuhan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Bali.
Dampak bisnis online pada tingkat pertumbuhan sektor UMKM di Bali adalah pertumbuhan rata-rata 5,6 % pada triwulan I tahun 2017 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2016. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya mencapai 2,44 %. Bidang-bidang usaha yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi misalnya kuliner, kerajinan, tekstil dan layanan wisata lainnya.
Hal tersebut disampaikan ketua Asosiasi Industri Usaha Mikro Kecil dan menengah (IUMKM) Made Herry Etika Sedana, dilansir Antara belum lama ini.
“Perkembangan pasar online sangat memberi pengaruh pada pertumbuhan industri UMKM di Bali,” kata Erika.
Menurut dia, saat ini di Bali terdapat lebih dari 700.000 penggiat UMKM. Selain faktor pemasaran berbasis online, tingginya pertumbuhan sektor UMKM dipicu tumbuhnya asosiasi-asosiasi UMKM yang rutin melakukan edukasi dan membuka akses pemodalan ke bank.
“Kelebihan pemasaran online karena langsung menyentuh pembeli secara personal. Namun untuk peningkatan, pelaku UMKM tentu masih perlu penyesuaian untuk lompatan tehnologi yang terus berkembang cepat,” ungkapnya.
Erika mengakui sektor UMKM masih mengalami sejumlah kendala. Terutama untuk strategi kemasan produk sampai pada bagaimana memahami strategi penjualan dengan platformnya baru via online.
“Selama ini usaha UMKM masih mengemas produk tanpa melihat dari sudut pandang pembeli, ini yang perlahan-lahan harus dirubah,” ujar dia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post