youngster.id - Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku beli dan pengeluaran belanja masyarakat. Hal itu ditunjukkan pula melalui laporan terbaru dari GfK lewat riset Consumer Pulse pada 500 hingga 100 konsumen dari setiap negara setiap minggunya. Riset ini dilakukan untuk menggali lebih dalam perilaku konsumen saat ini dan di masa mendatang, gaya hidup, dan mood di 30 negara, termasuk Indonesia.
“Hasil riset ini menyediakan informasi mendalam sebagai referensi bagi pelaku bisnis dan pemilik merek di berbagai kategori untuk mengeksplorasi peluang yang dapat memberikan dampak positif,” tutur Regional Lead GfK Digital Research Asia Pasifik dan Timur Tengah, Karthik Venkatakrishnan, dalam keterangan resmi Sabtu (20/5/2020).
Adapun salah satu hasil riset ini menunjukkan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), membuat waktu yang dihabiskan masyarakat beraktivitas di luar rumah berkurang 80%. Beberapa responden yang melakukan work from home, 50% di antaranya mengaku melakukannya secara full time.
Catatan yang sama juga berlaku untuk siswa sekolah, sebab ada penerapan kebijakan penutupan sekolah yang dilakukan sejak Maret 2020. Karenanya, 55% responden pelajar lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah.
Dengan kondisi tersebut, waktu luang yang dimiliki masyarakat Indonesia pun mengalami peningkatan sebesar 51%. Waktu luang itu pun dimanfaatkan untuk melakukan sejumlah aktivitas.
Beberapa aktivitas itu adalah menjelajah internet, menonton video, membaca atau menonton berita, menonton serial dan drama TV, mendengarkan streaming music, menghubungi keluarga atau kerabat lewat aplikasi video call, dan berbelanja online.
Meski ada peningkatan aktivitas berbelanja online, riset ini menunjukkan setengah dari responden ternyata masih memilih berbelanja langsung di toko dibandingkan belanja melalui kanal daring. Sementara pengeluaran untuk berbelanja online di masa sekarang, ternyata lebih banyak diarahkan untuk membeli kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, produk kebersihan, dan perawatan pribadi. Peningkatan juga terjadi di kategori lain, seperti hiburan, kecantikan, dan produk keuangan.
Lalu untuk pengeluaran barang-barang elektronik, seperti smartphone, komputer, termasuk peralatan rumah tangga, perawatan mobil hingga jasa renovasi rumah, responden banyak yang memilih untuk menundanya.
STEVY WIDIA