Perusahaan Harus Akomodatif, Ini 5 Tren Kerja Hybrid di Indonesia

Kerja Hybrid

Alasan CEO Prioritaskan Kerja Hybrid, Demi Kemajuan Perusahaan dan Kesuksesan Karyawan (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Microsoft Corp. telah merilis laporan Work Trend Index tahunan keduanya, bertajuk “Great Expectations: Making Hybrid Work Work.” Laporan tersebut memberikan insights agar dapat mengakomodasi organisasi untuk terus berkembang di tengah perubahan dan disrupsi kerja yang berlangsung. Sebanyak 31.000 orang dari 31 negara, termasuk Indonesia, menjadi responden laporan tersebut.

“Kita tidak lagi sama seperti kita yang baru mulai bekerja dari rumah pada awal tahun 2020. Dua tahun terakhir telah mengubah cara kita memaknai pekerjaan dalam kehidupan secara signifikan. Maka dari itu, tantangan bagi setiap organisasi adalah untuk bisa memenuhi ekspektasi para karyawan, sambil menyeimbangkannya dengan pencapaian bisnis di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu,” ujar Wahjudi Purnama, Modern Work & Security Business Group Lead Microsoft Indonesia, dalam keterangannya, Rabu (25/5/2022).

Merujuk kepada data khusus Indonesia, laporan Work Trend Index ini mengungkapkan lima tren utama:

Membuat kerja hybrid efektif bagi semua orang membutuhkan kepemimpinan yang kuat untuk menentukan bagaimana, kapan, dan di mana semua orang dapat bekerja—dan teknologi memegang peranan penting. Karena itu, Microsoft memperkenalkan berbagai inovasi produk yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman kerja hybrid, antara lain: sejumlah fitur baru Microsoft Teams, Microsoft 365, dan Windows 11 untuk memberdayakan kerja hybrid serta menjawab ekspektasi baru karyawan terhadap tempat kerja.

“Tidak ada cara untuk bisa melupakan apa yang kita alami selama dua tahun terakhir, atau dampaknya terhadap hidup kita, karena fleksibilitas dan wellbeing telah menjadi hal yang tidak bisa kita kompromikan. Dengan menyambut dan beradaptasi terhadap ekspektasi baru tersebut, organisasi justru dapat menyiapkan setiap karyawan dan bisnisnya untuk meraih kesuksesan jangka panjang,” tutup Wahyudi. (*AMBS)

Exit mobile version