youngster.id - Sebagai bagian penting dari industri, sektor logistik yang juga bagian dari sektor transportasi merupakan salah satu penyumbang emisi karbon dalam jumlah signifikan. Publikasi McKensey & Company 2024 menyebut, jejak karbon sektor logistic, khususnya pengangkutan dan pergudangan menyumbang 7% emisi gas rumah kaca global.
Peduli akan hal ini, mendorong PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) menerapkan green logistic atau logistik hijau dalam semua lini bisnis. Ini adalah pendekatan dalam manajemen rantai pasok yang berfokus pada pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan. Bahkan melibatkan penerapan praktik-praktik berkelanjutan di seluruh proses logistik, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengiriman barang, dengan tujuan meminimalkan emisi karbon, limbah, dan penggunaan energi.
“Sebagai perusahaan kami tidak hanya memikirkan keuntungan saja, tetapi juga keberlangsungan bisnis yang berkelanjutan. Untuk itu, kami telah menerapkan green logistik dalam semua lini bisnis,” kata Ahmad Ferwito, Direktur Nasional TIKI saat ditemui, Selasa (22/7/2025) di Jakarta.
Ferwito menjelaskan, sudah sejak 15 tahun TIKI telah menggunakan plastik Oxium untuk kemasan pengiriman mereka. Plastik Oxium adalah jenis plastik ramah lingkungan yang terbuat dari serat singkong dan diklaim dapat terurai dalam waktu 3 bulan di dalam tanah tanpa mencemari lingkungan.
Perusahaan industri kurir nasional yang berdiri sejak 1969 ini juga menerapkan penggunaan kemasan yang dapat didaur ulang seperti karung, palet kayu bahkan paku.
“Penggunaan plastik Oxium dan kemasan daur ulang ini merupakan bagian dari upaya kami untuk turut ambil bagian dalam keberlangsungan alam. Dengan bahan-bahan ramah lingkugan ini akan meminimalkan penggunaan bahan sekali pakai, serta mengurangi limbah yang dihasilkan dari proses logistik,” ucapnya.
Penerapan penggunaan kemasan ramah lingkungan ini diterapkan TIKI di semua layanan jaringan operasional TIKI yang meliputi 69 kota besar di Indonesia, dan melayani 514 kabupaten atau kota, 7.230 distrik di seluruh Indonesia.
“Dampak dari penerapan kemasan daur ulang ini dapat mengemat biaya pengiriman hingga 30%,” ujarnya.
Langkah untuk menerapkan logistik hijau ini juga didukung dengan penerapan teknologi. Head of National TIKI Adam Ismanto menambahkan, TIKI terus mengembangkan berbagai layanan berbasis teknologi yang mengedepankan kecepatan, keamanan, ketepatan waktu pengiriman, real-time tracking, serta perluasan jangkauan layanan.
“Kemampuan TIKI untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman menjadi salah satu kunci keberhasilan dan daya tahan perusahaan di industri kurir. Karena itu kami terus melakukan transformasi digital yang menyeluruh,” katanya.
Transformasi digital ini berupa teknologi operasional dengan Smart Control Tower, sistem pemantauan operasional berbasis data real-time yang memungkinkan manajemen mengevaluasi performa kurir, cabang, dan akurasi pengiriman setiap hari. Selain itu, Transportation Management System (TMS), sistem optimalisasi rute pengiriman untuk meningkatkan efisiensi waktu, menurunkan biaya operasional, serta memberikan pengalaman pelacakan kurir secara live.
“Dengan perencanaan rute yang efisien, dapat mengurangi jarak tempuh dan waktu perjalanan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi serta meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan,” ucapnya.
Langkah terbaru dalam penerapan green logistik, adalah armada TIKI Tempur berbasis motor listrik. Saat ini sudah ada 12 unit motor listrik dan 9 unit Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) yang tersebar di 7 gerai TIKI Pemuda, Raden Saleh, Pluit, Hayam Wuruk, Garuda, Warung Buncit, dan Warung Jati.
“Kami masih dalam masa uji coba. Jika memang sesuai, akan kami dikembangkan di masa yang akan datang,” katanya.
Keduanya menekankan, keamanan dalam pengiriman barang tetap menjadi prioritas TIKI.
“Kami percaya bahwa eksistensi bisnisnya tidak terlepas dari dukungan dan kepercayaan dari masyarakat. Karena itu target kami tahun ini adalah dapat mengembangkan jaringan distribusi di 90% wilayah Indonesia. Kami juga terus mengembangkan produk dan layanan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat, tanpa meninggalkan prinsip keberlanjutan,” pungkas Ferwito.
STEVY WIDIA
Discussion about this post