Potensi UMKM Lokal Jadi Bahasan Asia Grassroots Forum 2025

Asia Grassroots Forum 2025

Road to Asia Grassroots Forum: Diskusi Isu dan Potensi UMKM Lokal. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - UMKM Indonesia memegang peranan penting dalam memperkuat ekonomi serta mendukung penyerapan tenaga kerja nasional. Data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2023 menunjukkan UMKM berkontribusi 61,9% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97% tenaga kerja di Indonesia.

Meski menjadi tulang punggung perekonomian nasional, UMKM di Indonesia ternyata masih mengalami sejumlah tantangan sulit naik kelas dari ultra mikro menjadi usaha mikro dan usaha menengah. Keterbatasan akses keuangan, teknologi, hingga kebijakan yang tepat sasaran, menjadi butir-butir penting yang disuarakan dalam diskusi “Road to Asia Grassroots Forum: Diskusi Isu dan Potensi UMKM Lokal” yang diselenggarakan oleh Amartha di Bali.

Project Lead The 2025 Asia Grassroots Forum Katrina Inandia mengatakan, diskusi ini memfasilitasi berbagai pemangku kepentingan untuk membahas apa saja tantangan dan potensi UMKM lokal, khususnya di Bali.

“The 2025 Asia Grassroots Forum bertujuan untuk mewadahi gagasan dari berbagai pemangku kepentingan, sehingga dapat menghasilkan rekomendasi yang konkret, baik dalam hal kebijakan, pengembangan teknologi, dan layanan keuangan, dalam mendorong UMKM di Indonesia,” kata Katrina dalam keterangan pers, Rabu (16/4/2025).

Data menunjukkan, UMKM lokal menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi di Bali, yakni 5,48% pada 2024, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 5,03%.

“Untuk memajukan UMKM, kita perlu dukungan kebijakan yang tepat. Namun, menyusun kebijakan membutuhkan local context yang mendalam, agar kebijakan bisa tepat sasaran dan berpihak pada UMKM lokal,” ujarnya lagi.

Sementara itu Direktur Ekonomi dan Digital CELIOS Nailul Huda mengatakan, UMKM lokal membutuhkan dukungan kebijakan yang menyasar ekosistem secara menyeluruh.

“Tantangan yang dihadapi UMKM juga semakin berkembang. Permasalahan internal UMKM seperti kurangnya kualitas sumber daya manusia, laporan keuangan dan lainnya turut berkontribusi sehingga timbul masalah permodalan. Oleh sebab itu, katalisator yang dibutuhkan harus menyentuh seluruh ekosistem UMKM, sehingga membutuhkan peran banyak pihak dalam mengakselerasi pertumbuhan yang inklusif,” paparnya.

Data menunjukkan, UMKM lokal menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi di Bali, yakni 5,48% pada 2024, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 5,03%. Adanya isu mengenai ketimpangan akses pasar, perizinan, hingga regulasi untuk mendorong UMKM lokal Bali bersaing dengan bisnis asing. Kondisi dan permasalah ini akan menjadi bagian dari gelar The 2025 Asia Grassroots Forum yang akan digelar Amartha pada Mei mendatang di Grand Hyatt Nusa Dua, Bali.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version