youngster.id - Industri teknologi kini dianggap sebagai lapangan kerja yang menjanjikan, termasuk bagi kaum muda perempuan. Namun, data ILO memperkirakan 56% atau 60 juta pekerjaan di Indonesia terancam terhapus karena efek otomatisasi teknologi.
Berdasarkan pertimbangan ini, selama dua tahun terakhir, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) menjalankan program Tech Muda bersama Maxima Foundation dan NF Computer, didukung oleh JP Morgan Chase Foundation. Program ini diimplementasikan untuk meningkatkan kesiapan kerja kaum muda, khususnya bagi kaum muda perempuan dan penyandang disabilitas di bidang teknologi.
Melalui program Tech Muda, setidaknya 150 kaum muda berusia 18-29 tahun dari keluarga marginal telah mendapatkan pelatihan hard skill dan soft skill yang relevan di bidang teknologi. Mereka mendapatkan pelatihan di bidang web development, digital marketing, pembuatan keputusan, dan masih banyak lagi.
“Mari kita mewujudkan kesempatan kerja yang inklusif dan setara di bidang teknologi, khususnya dengan mengedepankan partisipasi kaum muda perempuan dan kaum muda dengan disabilitas. Dengan begitu, kita bisa meningkatkan pencapaian kesetaraan gender dan mewujudkan Sustainable Development Goal (SDG 5),” ungkap Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia dalam webinar kolaboratif Jumat (7/5/2021).
Dia mengungkapkan, data BCG 2020 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki persentase pekerja perempuan di perusahaan teknologi yang terendah se-Asia Tenggara, dengan jumlah 22%. Artinya perempuan lebih mungkin kehilangan pekerjaannya (20%) dibandingkan dengan laki-laki.
“Kami berharap kaum muda perempuan dan penyandang disabilitas juga jadi bisa berkompetisi dengan adil, sekaligus mendapat kesempatan menjadi pemimpin dalam industri tersebut,” ujar Dini lagi.
Para partisipan ini terpilih dari 300 orang pendaftar awal di kawasan Jabodetabek, dengan 120 orang di antaranya merupakan perempuan dan 7 orang merupakan penyandang disabilitas.
Saat ini, lebih dari 90% partisipan Tech Muda telah bekerja di bidang teknologi (72%) atau menjalankan bisnis mereka sendiri. Kemudian, salah satu peserta dengan disabilitas berhasil menciptakan situs untuk komunitas netra, edubilitas.com.
Putri (26 tahun), peserta pelatihan Tech Muda yang juga merupakan penyandang disabilitas, mengatakan program ini telah membantunya mengasah kemampuan teknis. Melalui Tech Muda, perempuan yang ingin terus mengembangkan karier sebagai programmer ini telah mempelajari cara membuat website, yang kemudian dikembangkannya untuk menciptakan situs edubilitas.com.
“Saya berharap bisa melanjutkan edubilitas.com dan terus mengembangkan situs ini agar benar-benar dapat memberikan manfaat bagi teman-teman netra. Saya berharap bisa membuka peluang kerja baru bagi teman-teman netra lewat edubilitas.com,” ujar Putri.
Hal serupa diungkapkan oleh Citra (21 tahun), peserta dari Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi yang mengikuti pelatihan Tech Muda di tahun 2019. Menurut Citra, ia belajar mengembangkan web dan mengasah kemampuannya di bidang front end melalui pelatihan ini. Citra juga merasa menjadi semakin terlatih untuk membuat proyek website dan bisa mengembangkan portofolionya.
“Setelah bergabung dengan Tech Muda, saya jadi lebih terdorong untuk menjadi perempuan berdaya. Saya berencana memiliki karier di bidang programming, semoga ke depannya bisa dilancarkan,” ujar Citra.
STEVY WIDIA