Riset : 89% UKM RI Kembangkan Bisnis Pakai Ekosistem Facebook

Rubben Hattari, Kepala Kebijakan Publik untuk Facebook di Indonesia , dan Indah Purwanti, Pendiri Indah Mutiara Lombok pada program Facebook Laju Digital untuk wilayah Indonesia Timur di Mataram. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Riset Facebook bersama PT PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia dan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyebutkan, 89% Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia menggunakan empat aplikasi besutan Facebook untuk mengembangkan bisnisnya.

Public Policy Lead Facebook Indonesia Ruben Hattari mengatakan, aplikasi itu adalah Facebook, Messenger, Instagram, dan WhatsApp. Instagram dan Facebook umumnya digunakan untuk memasarkan produk dan menggaet pelanggan. Sedangkan, WhatsApp dan Messenger dimanfaatkan untuk percakapan dengan pelanggan.

“Jadi, intinya dari semua lini bisnis Facebook, tiap aplikasi memiliki peranannya masing-masing, tergantung dari sisi apa pelaku usaha ingin mendorong bisnisnya,” kata Ruben dalam keterangan pers Facebook Indonesia Summit baru-baru ini di Jakarta.

Lebih jauh lagi, Ruben mengungkapkan bahwa saat ini estimasi jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia mencapai 5,9 juta. Dalam sektor ini, Facebook disebutkan mampu berperan dalam mengurangi biaya pemasaran hingga 75%. “Bahkan, studi ini melaporkan Facebook membantu meningkatkan jumlah pelanggan mereka hingga 92%,” lanjutnya.

Menurut dia, hasil risetnya menunjukkan bahwa keempat platfrom itu juga membantu UKM mengakses peluang baru dalam bisnis. Rinciannya, mengurangi biaya pemasaran (75%), meningkatkan jumlah pelanggan (92%), mengurangi hambatan pertumbuhan (74%), serta efisiensi manajemen staf dan operasional (71%).

Ia juga menyampaikan bahwa platform-nya membantu UKM memperluas pasar. Berdasarkan riset tersebut. 95% UKM mendapat pesanan dari wilayah yang sama dan 68% mendapat konsumen dari kota baru. Lalu, 16% UKM menembus pasar internasional lewat platform Facebook. “Hal (keberhasilan) ini tentu seiring dengan tujuan pemerintah dalam mendorong produk-produk Indonesia untuk ‘Go International’,” kata dia.

Saat ini, WhatsApp Bussiness pun melakukan uji coba fitur katalog di Indonesia, sejak beberapa minggu lalu. Bedanya dengan yang ada di Instagram, yakni dari segi kesederhanaan konten. “Ini bakal dirilis secara global secepatnya,” kata Director of Communication WhatsApp Sravanthi Dev.

Fitur katalog pada WhatsApp for Bussiness tidak berfokus untuk menggaet konsumen. Sebab, ketika sudah masuk ke layanan ini pelanggan sudah tahu mau membeli produk apa. Berbeda dengan di Instagram yang fokus menjaring pembeli. “(Fitur katalog) di WhatsApp Bussiness bakal lebih simpel dari itu (fitur katalog di Instagram). Akan ada experience yang berbeda dari Instagram,” ujarnya.

Saat ini, WhatsApp memiliki 1,5 miliar pengguna secara global. Sedangkan khusus untuk WhatsApp Bussiness ada sekitar 5 juta pengguna di dunia. Adapun riset ini bertajuk ‘Connecting Indonesia” Facebook’s Social and Economic Impacts in Indonesia’ ini dilakukan pada 27 Juni hingga 6 Agustus 2019 di seluruh provinsi Indonesia. Survei ini melibatkan 1.220 responden individual, serta tiga segmen tambahan di 15 kota yakni 1.033 pelaku bisnis, 565 komunitas, dan 410 pegawai pemerintah.

STEVY WIDIA

Exit mobile version