youngster.id - Logistik menjadi layanan yang mengalami pertumbuhan pesat di masa pandemi Covid-19. Berkat layanan ini, berbagai kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi meski terjadi pembatasan ruang gerak. Salah satu penyedia layanan logistik di segmen B2B adalah Ritase.
Startup yang didirikan pada 2019 ini menyedikan solusi digital manajemen pengiriman barang dari berbagai perusahaan. CEO dan co-Founder Ritase Iman Kusnadi mengatakan, di tahun 2021 ini Ritase akan terus mengembangkan inovasi dan produk layanan, terutama untuk mengantisipasi lonjakan transkasi. Untuk itu, mereka memanfaatkan layanan berbasis cloud yang dikembangkan Amazon Web Services (AWS).
“Cloud AWS sangat membantu Ritase, terutama dalam mengantisipasi tingginya lonjakan pada saat pandemi yang dapat terjadi dalam beberapa hari saja. Sekarang, kami telah menangani lebih dari 150 hingga 200 ribu transaksi yang mencakup pemesanan, pembayaran, booking, dan proses bergabungnya mitra pengemudi. AWS telah menghadirkan layanan yang mumpuni untuk mendukung bisnis Ritase di Indonesia,” kata Iman dalam diskusi virtual, Selasa (27/4/2021) di Jakarta.
Menurut Iman, saat ini Ritase mengoperasikan tiga jenis aplikasi yang kemudian dimanfaatkan oleh pengirim yakni pelaku bisnis, penyedia jasa pengiriman, dan pengemudi/driver. Untuk itu infrastrukur cloud sangatlah penting.
CTO dan Co-Founder Ritase David Samuel nebgatajab, kata kunci bagi startup adalah “bergerak cepat”. Untuk bergerak cepat, startup yang umumnya memiliki jumlah SDM terbatas, tidak boleh terbebani oleh hal-hal yang bersifat teknis dan mendasar, seperti pemeliharaan server berkala dan pekerjaan infrastruktur lainnya.
“Kami melihat bahwa AWS menyediakan tiga keunggulan dari segi platform, yakni keamanan, kecepatan dan keandalan. Keamanan tentunya menjadi fundamental bagi para pelanggan dalam konteks model bisnis B2B yang kami jalankan. Kecepatan berarti kami bisa membuat produk, meninjau pasar, hingga belajar dari kesalahan dalam tempo yang cepat. Dan terakhir, keandalan juga menjadi sangat penting karena logistik B2B menuntut zero downtime,” katanya.
David memperkirakan bahwa 30% waktu dan biaya dapat dihemat oleh Ritase dengan menggunakan AWS Lambda serta API Gateway. Selain itu, tim Ritase dapat mengoptimalisasi biaya lebih lanjut dengan mengacu kepada AWS Cost Explorer. “Ritase menjadi salah satu early adopter dalam menggunakan AWS Lambda secara di luar ranah riset, melainkan hingga ke tahap produksi,” jelas David.
Ritase tergabung dalam program AWS Activate yang khusus bagi startup. Gunawan Susanto Country Leader AWS Indonesia mengatakan, sepanjang tahun 2020, Amazon telah menyediakan credits AWS senilai lebih dari US$1 miliar untuk startup yang berada pada fase pertumbuhan awal untuk meluncurkan bisnisnya dan mempercepat pertumbuhannya. Dengan adanya bantuan ini, startup bisa mengakses layanan cloud yang andal, aman, serta dapat diskalakan seperti komputasi, penyimpanan, database, analitika, Internet of Things (IoT), machine learning, dan masih banyak lagi.
“Layanan cloud sangatlah efektif dari segi biaya, sehingga startup dapat mengakses sumber daya komputasi yang mereka butuhkan dan hanya perlu membayar sesuai dengan penggunaaannya (pay-as-you-go). Program AWS Activate kami menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh startup untuk memulai perjalanannya bersama AWS, seperti credits, pelatihan, dan dukungan,” kata Gunawan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post