youngster.id - Industri penerbangan global memasuki babak baru dengan diluncurkannya maskapai berbasis kecerdasan buatan (AI native). Ini adalah hasil kolaborasi strategis antara Riyadh Air dan IBM. Visi besar ini diwujudkan dengan memanfaatkan keahlian industri dan teknis dari IBM Consulting, ekosistem mitra, serta platform watsonx Orchestrate.
Dalam pernyataan resmi IBM menyebut, kolaborasi ini bertujuan menciptakan operasional yang lebih cerdas, cepat, dan efisien sejak hari pertama beroperasi, menjawab tantangan kompleksitas sistem lama yang masih dihadapi banyak maskapai.
“Dengan membangun sistem operasional tanpa ketergantungan pada sistem lama, Riyadh Air telah menanamkan AI ke dalam fondasi operasionalnya untuk mendukung kelincahan, kemampuan beradaptasi, dan pertumbuhan jangka panjang,” ungkap pernyataan resmi dikutip Rabu (31/12/2025).
Berbeda dengan transformasi digital bertahap yang umum dilakukan, Riyadh Air dibangun dari nol tanpa ketergantungan pada sistem warisan (legacy system) yang kerap menghambat integrasi data dan inovasi.
Pendekatan ini menempatkan AI sebagai fondasi inti untuk mengkoordinasikan 59 alur kerja dan melibatkan lebih dari 60 mitra teknologi, termasuk nama-nama besar seperti Adobe, Apple, FLYR, dan Microsoft.
Salah satu pilar transformasi adalah penciptaan tempat kerja digital yang dipersonalisasi bagi karyawan.
Riyadh Air akan menghadirkan satu titik masuk berbasis percakapan ke layanan Human Resource (HR) yang didukung oleh agen AI.
Sistem ini dirancang untuk menyederhanakan alur kerja administratif dan mempercepat layanan mandiri, sebuah langkah krusial mengingat maskapai berencana menggandakan jumlah tenaga kerjanya di masa depan.
Di sisi lain, pengalaman penumpang juga menjadi fokus utama. Aplikasi seluler berbasis AI akan berperan sebagai concierge digital, menciptakan perjalanan yang terhubung dan terintegrasi.
Langkah ini dipandang sebagai terobosan yang dapat menetapkan tolok ukur baru bagi inovasi di sektor penerbangan.
Selain itu, Agen AI yang bersifat agentik (dapat mengambil tindakan) akan merekomendasikan langkah terbaik berikutnya bagi karyawan dalam berinteraksi dengan tamu.
Misalnya, sistem dapat mendorong kru darat untuk secara proaktif menawarkan layanan jalur cepat kepada penumpang yang teridentifikasi akan terlambat, sebuah bentuk layanan personal yang sebelumnya sulit diotomatisasi.
Dukungan pelanggan juga ditingkatkan melalui bot suara dan fitur pendukung berbasis AI.
Teknologi ini memungkinkan petugas layanan pelanggan memberikan respons yang lebih personal dan kontekstual dengan memanfaatkan data perjalanan untuk mengantisipasi kebutuhan penumpang.
Pendekatan digital yang tetap berpusat pada pengalaman manusia ini menjadi kunci diferensiasi.
Model operasional AI-native dari Riyadh Air ini muncul di saat industri penerbangan tidak hanya berfokus pada efisiensi, tetapi juga keberlanjutan. AI diharapkan dapat berkontribusi pada pengoptimalan konsumsi bahan bakar, perencanaan rute, dan manajemen armada yang lebih ramah lingkungan.
STEVY WIDIA

















Discussion about this post