youngster.id - Di Indonesia, pasar rumah sakit diperkirakan akan semakin bertumbuh denan meningkatnya populasi penduduk. Namun, tantangan ke depannya adalah bagaimana pertumbuhan pasar rumah sakit diimbangi dengan jumlah tenaga kesehatan, strategi menghadapi ketatnya persaingan rumah sakit domestik dan asing, dan semakin kompleksnya perencanaan ekspansi bisnis dengan penerapan teknologi yang semakin maju.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tingkat pertumbuhan tahunan sektor rumah sakit swasta nirlaba meningkat pesat dengan rata-rata 17,3 persen. Jumlah rumah sakit swasta nirlaba hingga April 2018 mencapai 1.804 rumah sakit. Ken Research memprediksi pasar layanan kesehatan Indonesia berdasarkan pendapatan diperkirakan akan mencapai USD 32 Miliar pada tahun 2022.
Country President Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly mengatakan, dengan meningkatnya persaingan di sektor rumah sakit serta ekspektasi yang semakin tinggi terhadap layanan dan fasilitas rumah sakit, manajemen rumah sakit harus memastikan bahwa semua proses dan kegiatan operasional mendukung 100% kepuasan pasien tanpa adanya kesalahan.
“Solusi yang berkelanjutan sangat dibutuhkan, untuk saat ini dan masa depan – dan jawabannya terletak pada pemanfaatan teknologi baru dan kolaborasi,” kata Xavier dalam keterangannya, Kamis (14/2/2019) di Jakarta.
Menurut dia, ada tiga area utama di mana rumah sakit dapat mengambil manfaat dari penerapan teknologi, yaitu keandalan akses listrik, optimalisasi penggunaan energi dan infrastruktur, serta pelayanan rumah sakit yang lebih terfokus pada keselamatan dan kenyamanan pasien. “Singkatnya, rumah sakit perlu menjadi lebih efisien, dan melakukan lebih banyak dengan konsumsi energi yang lebih sedikit atau tetap,” ujarnya.
Secara statistik, rata-rata ruang rumah sakit mengonsumsi energi listrik setara dengan menghidupkan dua rumah tinggal. Pengurangan energi sebesar 30 persen di rumah sakit dengan kapasitas 300 tempat tidur dapat menghasilkan penghematan yang cukup untuk menambah 10 perawat dalam meningkatkan pelayanan yang lebih baik bagi para pasien.
Sistem dan teknologi analitik terbaru untuk manajemen bangunan dapat membantu direktur fasilitas rumah sakit mengidentifikasi komponen apa saja yang dapat ditingkatkan untuk melakukan penghematan. Sebagai ilustrasi fasilitas penelitian biomedis dapat menghemat hingga $ 284.000 pada tahun pertama dengan membuat keputusan yang tepat didasarkan pada hasil temuan dengan data-data yang akurat.
Pemanfaatan sumber energi terbarukan dapat menjadi salah satu cara untuk memangkas biaya. Panel surya yang dipasang di ruangan seperti tempat parkir rumah sakit dapat memotong tagihan rumah sakit hingga 5%.
Saat ini teknologi semakin pintar dan dapat meningkatkan pelayanan dan kepuasan pasien dengan cara yang lebih hemat biaya. Aplikasi seperti Clinical Environment Optimization dari Schneider Electric membantu rumah sakit menghemat energi dan meningkatkan kenyamanan pasien dengan secara otomatis menyesuaikan kondisi dan mengurangi konsumsi energi di tiap ruangan pasien dengan mendeteksi okupansi kamar yang terhubung dengan sistem administrasi rumah sakit yang mengatur arus masuk, keluar, dan transfer pasien di rumah sakit.
“Teknologi baru dapat membantu rumah sakit beroperasi lebih efisien, menghemat pengeluaran dan lebih terfokus pada perawatan pasien. Penghematan energi yang mudah dengan sistem pemantauan jarak jauh untuk terus memperbarui dan meningkatkan efektivitas operasional. Manajemen rumah sakit memiliki kontrol lebih terhadap biaya operasional yang sering tidak terprediksi melalui pemanfaatan teknologi, manfaatnya diteruskan langsung ke pasien dan dapat membantu menciptakan sistem layanan kesehatan yang berkelanjutan untuk masa depan, untuk semua orang,” tutup Xavier.
STEVY WIDIA
Discussion about this post