youngster.id - Kehadiran metaverse membawa perubahan dalam industri ritel. Teknologi ini menjadi saluran pendapatan baru untuk industri ritel terutama saat pasca-pandemi di mana konsumen sudah semakin terbiasa dengan gaya hidup digital.
CEO SALT Marco Widjojo mengungkapkan, di metaverse, industri ritel bisa membuat replika toko mereka dalam format digital dan mengundang konsumen untuk mengunjungi meta store yang dapat diakses melalui ponsel, komputer, atau perangkat virtual reality (VR) Oculus.
“Kelebihan metaverse adalah lewat meta store perusahaan dapat mewujudkan imajinasi yang paling kreatif yang pernah ada kepada konsumen, dan di saat yang sama konsumen tetap dapat mengenal dan mempelajari produk seperti halnya di toko fisik,” ujar Marco dalam keterangannya, Selasa (12/4/2022).
Menurut dia, opsi lainnya adalah perusahaan bisa mengorganisir peluncuran atau melakukan demonstrasi produk baru lewat meta store. “Di meta store, pengunjung dapat merasakan pengalaman 3 dimensi layaknya dunia nyata. Mereka dapat berinteraksi dengan penjaga toko, memilih produk bahkan berbincang dengan teman-teman yang hadir juga di sana,” kata Marco lagi.
Marco menegaskan, SALT dapat mengakomodasi keinginan jenama atau perusahaan di industri ritel yang mau memberikan customer experience berbeda, dimana konsumen tidak hanya dapat berbelanja di toko fisik namun juga lewat toko digital atau meta store.
“Kami dapat mewujudkan impian perusahaan Anda, seperti punya toko ritel di benua lain atau planet Mars. Kami sangat terbuka untuk berdiskusi dan mengeksplorasi segala kemungkinan yang tersedia untuk meta store,” tambahnya.
Hal itu karena metaverse dibangun menggunakan teknologi blockchain, di toko meta-ritel juga dapat dilakukan transaksi jual beli. Jika mau, jenama bahkan dapat membuat koleksi produk digital dan juga NFT (Non-Fungible Token)-nya sendiri dan langsung dijual di meta store. Jika ada konsumen yang ingin berbelanja, di metaverse transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan menggunakan uang fiat (mata uang sehari-hari) atau mata uang kripto.
Perusahaan juga dapat mengintegrasikan rencana kampanye marketing mereka ke dalam meta store, misalnya dengan mengajak duta jenama Anda untuk mengunjungi meta store dan mempromosikannya pada akun media sosial mereka. Begitu alamat meta store dipublikasikan, publik akan segera mengetahui dan bersiaplah menerima kunjungan dari warganet. Kehadiran duta jenama di meta store dimana konsumen dapat berdiskusi langsung dengannya tentu akan menjadi gimmick yang menarik.
Harus diakui bahwa konsumen dari kalangan generasi Z lebih banyak menghabiskan waktu di dunia digital. Kebanyakan generasi yang lahir antara tahun 1997 – 2012 ini sudah memegang ponsel dari usia yang sangat muda dan kini mereka eksis di sosial media atau gim mobile.
Menurut sebuah studi, 81% konsumen global setuju jika eksistensi jenama di ranah digital sama pentingnya dengan eksistensi dalam bentuk toko fisik. Dunia metaverse pun berkembang dengan pesat dan saat ini telah hadir meta societies. Karena itu sekarang adalah saat yang terbaik bagi industri ritel untuk mulai melirik metaverse.
HENNI SOELAEMAN