youngster.id - Mengawali tahun 2020, perusahaan konglomerasi terkemuka di ASEAN, SCG mengajak semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dan berbuat nyata guna mewujudkan kehidupan berkelanjutan melalui praktek ekonomi sirkular dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu SCG akan menggelar SCG Sustainable Development (SD) Symposium Indonesia 2020: Circular Economy, Collaboration for Action pada 22 Februari 2020.
Forum pertemuan para pemimpin global ini untuk pertama kalinya dilaksanakan di Indonesia dan bertujuan untuk saling berbagi pengalaman implementasi ekonomi sirkular, baik di bisang bisnis, birokrasi, maupun komunitas. Kemudian melakukan kolaborasi diantara para pemangku kepentingan terkait, untuk mewujudkan praktek ekonomi sirkular dalam kehidupan sehari-hari.
“Hal ini dilatarbelakangi oleh kesadaran bersama akan pentingnya ekonomi sirkular untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Lebih jauh lagi, SCG menyadari bahwa kolaborasi dari berbagai pihak dibutuhkan dalam mengimplementasikan konsep ekonomi sirkular. Sebagai negara dengan populasi terbesar di ASEAN dan merupakan salah satu negara terkuat dari sisi Ekonomi dan Politik, posisi Indonesia sangat strategis untuk menjadi negara pendorong praktek ekonomi sirkular, tidak hanya di kawasan ASEAN, bahkan dunia,” jelas Wiroat Rattanachaisit, Country Director – SCG Indonesia dalam keterangannya, Jumat (24/1/2020) di Jakarta.
Menurut dia, SCG ingin menggugah kesadaran masyarakat untuk senantiasa berperilaku sirkular, artinya mulai dari mengedukasi hingga memberi contoh untuk menggunakan sebesar-besarnya manfaat dari sumber daya, dan menekan semaksimal mungkin jumlah sampah atau limbah. Dengan kata lain konsepnya adalah make – use – return. Praktek ekonomi sirkular sangat mungkin untuk dilakukan di Indonesia; konsep ini sudah mulai dilirik oleh banyak pihak, termasuk oleh pemerintah Indonesia; sebagai solusi yang paling tepat dalam mencapai kehidupan berkelanjutan.
Nani Hendiarti Asisten Deputi Bidang Koordinasi SDM, Sainstek dan Budaya Maritim, Kemenko Maritim dan Investasi mengungkapkan fakta, saat ini sampah yang bisa dikelola di negara kita baru 67 persennya saja. Konsep sirkular ekonomi seperti yang diusung oleh SCG ini, dapat menjadi solusi untuk Indonesia.
“Misalnya apabila kita memproduksi plastik, selain sebagai barang jadi, juga bisa dipakai ulang. Akhirnya kita bisa minimalisasi sampah. Tentu saja perlu banyak kampanye ke masyarakat sehingga meraka tahu barang yang mereka punya bisa digunakan kembali, bukan langsung dibuang,” ucapnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post