youngster.id - Schneider Electric melakukan transformasi digital pada pabrik Cikarang. Pabrik engineer-to-order terbesar di Asia ini menggunakan teknologi internet of things (IoT) dan energi terbarukan dalam kegiatan operasionalnya. Salah satu pabrik global ini memproduksi panel untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.
Xavier Denoly Presiden Schneider Electric Indonesia mengatakan, langkah ini merupakan bagian dari program transformasi digital Schneider Electric secara global dan komitmen perusahaan terhadap netralitas karbon pada 2030.
“Transformasi digital di pabrik Cikarang ini lebih menekankan pada peningkatan produktivitas tenaga kerja dengan merampingkan proses komunikasi dan meningkatkan keakuratan data melalui pemanfaatan EcoStruxure,” ungkap Xavier melalui keterangan, Senin (1/7/2019) di Jakarta.
Transformasi digital ini, diakui Denoly, meningkatkan visibilitas dan koordinasi antar-operator, serta meningkatkan efisiensi energi dan pelestarian lingkungan.
Dari seluruh pabrik Schneider Electric di Asia, pabrik pintar Cikarang ini merupakan yang pertama menggunakan energi terbarukan dalam kegiatan operasionalnya. Sumber energi terbarukan berasal dari panel tenaga surya di atap gedung yang menyediakan listrik yang dihasilkan tenaga surya untuk operasi gedung.
“Digitalisasi pabrik memungkinkan presisi yang lebih baik dalam pemeliharaan perangkat operasional sehingga mengurangi risiko kecelakaan, meningkatkan kualitas produk bagi pelanggan dan yang lebih penting, mengembangkan keterampilan tenaga kerja terhadap kemampuan analisis dan tren teknologi industri terkini,” ucapnya lagi.
Pemanfaatan tenaga surya ini sekaligus mengurangi jejak karbonnya hingga mencapai 181 ton CO2 per tahun. Lebih dari 20% dari konsumsi energi bulanan di pabrik saat ini dihasilkan dari tenaga surya dan ditargetkan untuk mencapai 100% energi terbarukan pada 2030.
Cikarang adalah pabrik perakitan panel dengan spesifikasi khusus untuk berbagai macam produk dari peralatan listrik bertegangan rendah hingga menengah.
“Pabrik pintar kami di Cikarang menunjukkan bagaimana transformasi digital menghasilkan peningkatan efisiensi, mengurangi waktu dan biaya, dadn kesalahan operator. Pabrik pintar Cikarang, sejauh ini, telah meningkatkan produktivitas dan efisiensi energi hingga 15%,” jelas Hemant Lakhotiya, Wakil Presiden Asia Pasifik Region Equipment & Transformers Schneider Electric.
Sebelumnya Schneider Electric telah melakukan transformasi digital untuk pabriknya di Batam. Pabrik pintar ini berbasis IIoT dan menjadi percontohan Kementerian Perindustrian dalam upaya mempercepat industri 4.0 di sektor manufaktur.
Selain pabrik Cikarang dan Batam, Schneider Electric Group juga telah mentransformasi pabrik di China, Prancis, Filipina, India, Amerika Serikat, dan Meksiko.
STEVY WIDIA